Sragen, Gatra.com- Petani didorong membudidaya bawang merah. Selain berprospek ekspor, juga efektif menekan laju inflasi. Hal itu dikemukakan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Solo, Nugroho Joko Prastowo saat hadir dalam panen raya budidaya bawang merah organik atau tanpa bahan kimia bersama Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) Sragen di Ngoncol, Nglorog, Sragen, Jumat (8/10).
"Harga bawang merah fluktuatif. Ketergantungan impor masih tinggi. Ketika harganya naik, kita enggak bisa apa-apa selain menerima apa adanya. Kenaikannya memicu kenaikan komoditas lain. Akhirnya memicu inflasi. Kalau banyak petani menanam bawang merah, ketahanan pangan terjaga. Enggak lagi tergantung impor," kata Nugroho.
Oleh sebab itu BI bersama ABMI memberikan stimulan ke petani agar bersemangat membudidaya bawang merah. Stimulan berupa insentif bercocok tanam, jaminan pascapanen, pendampingan sistem organik hingga subsidi benih. Panen raya tersebut berlokasi tanam 1.500 meter persegi.
Berbeda dari budidaya pada umumnya, bawang merah itu ditanam dengan teknologi selambu dan murni tanpa bahan kimia. Hasil panennya ternyata bagus dengan produktivitas 1,7 ton.
Lebih lanjut Nugroho mengatakan jaminan pascapanen juga digarap serius. Bawang merah merupakan komoditas ekspor yang banyak dikonsumsi mancanegara setelah diolah. "Bawang goreng diminati Jepang. Ini kesempatan kita ekspor. Apalagi produk pertanian organik. Tentunya setelah memenuhi kebutuhan domestik," katanya.
Pendampingan BI bakal ditambah pembuatan rumah kompos, gudang bibit maupun benefit lainnya. Sehingga, petani diminta tetap menjalin kemitraan.
Ketua ABMI Sragen, Suratno menyampaikan kerjasama ini sudah yang ketiga kali dijalin ABMI Sragen dengan BI Solo.
Kerjasama itu diwujudkan BI Solo dengan memberikan bantuan bibit bawang merah, peralatan budidaya hingga nantinya bantuan rumah kompos. "Makanya kita disarankan pembibitan sendiri mengunakan dengan pupuk organik. Karena biaya bibit terlalu tinggi sekarang ini bibit yang kita beli Rp 38.000 yang kita tanam. Kalau kita bisa buat Rp 15.000 cukup. Makanya nanti dikasih bantuan juga untuk buat gudang pembibitan," ujarnya.
Selain bantuan itu, ABMI juga mendapat bantuan berupa alat pendukung budidaya. Yakni selambu yang dipasang menutup lahan dan peralatan lainnya.