Oslo, Gatra.com - Jurnalis Maria Ressa dari Filipina dan Dmitry Muratov dari Rusia telah memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian tahun ini. Hal ini diakui atas upaya mereka melindungi kebebasan berekspresi, yang digambarkan oleh komite pemberi hadiah tersebut, yaitu berada di bawah ancaman di seluruh dunia.
Ketua Komite Nobel Norwegia Berit Reiss-Andersen mengatakan pada Jumat, (8 /10), keduanya diberi penghargaan bergengsi atas perjuangan mereka untuk kebebasan berekspresi di Filipina dan Rusia, sebagaimana dilansir dari stasiun berita Al Jazeera pada Jumat, (8/10).
"Pada saat yang sama, mereka adalah perwakilan dari semua jurnalis yang membela cita-cita di dunia ini, di mana demokrasi dan kebebasan pers menghadapi kondisi yang semakin buruk," katanya dalam konferensi pers di ibukota Norwegia, Oslo.
"Jurnalisme bebas, independen dan berbasis fakta berfungsi untuk melindungi dari penyalahgunaan kekuasaan, kebohongan dan propaganda perang," tambah Reiss-Andersen.
Sementara itu, Ressa, yang mendirikan situs jurnalisme investigasi Rappler, telah memfokuskan sebagian besar karyanya pada perang kontroversial dan kekerasan Presiden Filipina Rodrigo Duterte terhadap narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya (narkoba).
"Jurnalisme tidak pernah sepenting sekarang ini," katanya, setelah mengetahui penghargaan tersebut.
Sedangkan Muratov adalah salah seorang yang mendirikan surat kabar Rusia Novaya Gazeta pada 1993 silam. Ia telah menjadi pemimpin redaksi selama 24 tahun dari salah satu dari sedikit outlet media independen di Rusia dan telah melihat 6 jurnalisnya dibunuh selama waktu itu.
"Saya tidak bisa mengambil penghargaan untuk ini. Ini milik Novaya Gazeta. Itu milik mereka yang tewas dalam membela hak orang atas kebebasan berbicara," kata Muratov, seperti dikutip kantor berita Rusia TASS.