Karanganyar, Gatra.com - Pengalihan jalur kendaraan bermotor di kawasan wisata lereng Lawu dinilai belum efektif mengatasi kemacetan lalu lintas. Sehingga, Satlantas mengkaji penerapan ganjil genap plat nomor polisi.
Kasatlantas Polres Karanganyar AKP Sarwoko mengatakan penerapan ganjil genap sedang diseriusi dengan stakeholder dari pemerintah daerah dan instansi lainnya. Menurutnya, itu merupakan opsi efektif mengurai kemacetan lalu lintas di jalur menuju Jenawi, Ngargoyoso dan Tawangmangu. Kemacetan lalu lintas seringkali terlihat di kawasan itu tiap akhir pekan seiring penurunan level PPKM. Saat ini, Kabupaten Karanganyar sudah menyandang status level 2 aglomerasi Soloraya.
"Bagaimana legalitas penerapan ganjil genap dan faktor lainnya, masih akan dibahas dengan pihak terkait," kata Sarwoko saat dimintai keterangan perihal wacana ganjil genap kendaraan, Jumat (8/10).
Merujuk Instruksi Bupati (Inbup) Karanganyar Nomor 180/38 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2 Corona, tertuang dalam poin K nomor 4 bahwa penerapan ganjil genap di sepanjang jalan menuju dan dari lokasi tempat wisata mulai Jumat pukul 12.00 WIB sampai Minggu pukul 18.00 WIB.
Selama ini, Satlantas memberlakukan rekayasa lalu lintas untuk mengatasi kemacetan di jam padat pada akhir pekan. Sarwoko mengatakan cara tersebut relatif mampu mengatasi persoalan tersebut. Namun dibutuhkan langkah akselerasi, seperti membolehkan kendaraan melintas hanya berplatnomor ganjil atau genap.
Selain koordinasi, dia mengatakan akan mempelajari pemberlakuan ganji genap di sejumlah daerah yang lebih dulu menerapkannya. Seperti kawasan puncak Bogor maupun Banyumas, Jawa Tengah.
Ia tak memungkiri daya tarik wisata lereng Lawu di Karanganyar memantik minat kunjungan domestik maupun mancanegara. Seiring dibukanya kembali obyek wisata, jumlah kunjungan pun meningkat drastis.
Satlantas Polres Karanganyar tidak memberlakukan penutupan jalan di jalur menuju kawasan wisata tersebut. Petugas hanya akan mengarahkan kendaraan tidak mengarah ke kawasan wisata apabila terjadi kepadatan lalu lintas di sana. Hal ini untuk mengantisipasi kerumunan karena berpotensi meningkatkan persebaran kasus corona.
"Jangan sampai muncul klaster tempat wisata. Sehingga jika sudah padat, kami akan mengarahkan kendaraan tidak menuju kawasan wisata," tuturnya.