Bandung, Gatra.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menuturkan bahwa Pekerja Migran Indonesia (PMI) masih banyak terjerat sejumlah permasalahan.
Muhadjir menyebutkan terdapat sejumlah hal yang menyebabkan PMI mengalami masalah. Antara lain, minimnya kemampuan bahasa yang dimiliki PMI sehingga seringkali menghambat komunikasi.
"Yang paling penting memang dari PMI itu sendiri. Jangan sampai nekat berangkat sebelum bekal yang cukup dia dapatkan, baik dari pihak yang akan mengirim ataupun yang akan menerima dia sebagai tenaga kerja di situ," ujarnya saat menjadi narasumber Rakornas Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) di Hotel Interkontinental, Bandung, Kamis (7/10).
Menko Muhadjir menekankan bahwa pemerintah terus berupaya memberikan jaminan hak, rasa aman dan nyaman bagi PMI. Terkait hal ini, BP2MI bertanggung jawab memastikan bahwa tidak boleh ada PMI yang berangkat sebelum benar-benar memiliki prasyarat untuk bisa bertahan hidup di samping kemampuan dalam bidang pekerjaan masing-masing.
Pada kesempatan itu, Muhadjir turut menyampaikan masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan terkait permasalahan PMI. Namun hal itu tidak bisa hanya dibebankan kepada BP2MI, melainkan seluruh pihak termasuk Kementerian Ketenagakerjaan.
"Saya juga masih akan mempelajari bagaimana sebetulnya mata rantai, peta penanganan masalah ini. Kemenko PMK tidak bisa secara eksplisit menyelesaikan masalah ini, tapi saya akan bicara dengan kementerian terkait mudah-mudahan kita bisa terus berupaya keras untuk memperbaiki dan mengatasi ini dengan lebih baik," pungkasnya.