Jakarta, Gatra.com - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Mental, Kesehatan Jiwa dan Napza (P2MKJN) Kementerian Kesehatan Repulik Indonesia (Kemenkes RI) Celestinus Eigya Munthe mengungkapkan bahwa gangguan jiwa timbul akibat berbagai faktor. Meliputi faktor biologi, psikologi, sosial dan juga kondisi lingkungan selama perkembangan kehidupan manusia dari 1.000 awal kehidupan hingga lanjut usia (lansia) dan akhirnya mengakhiri masa kehidupannya.
"Faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi," ujarnya, via Zoom dalam keterangan pers secara virtual terkait dengan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia dengan tema "Kesetaraan dalam Kesehatan Jiwa untuk Semua", yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube Kementerian Kesehatan RI pada Rabu, (6/10).
Munthe mengatakan jika secara genetik, disebabkan karena masalah keluarga yang mempunyai kecenderungan untuk menurunkan penyakit tertentu. Sedangkan kalau faktor biologis, itu mulai terjadi dari masa pertumbuhan dalam kehamilan hingga tumbuh kembang setelah anak lahir dalam proses perkembangannya.
"Mungkin mengalami masalah gangguan gizi yang juga mengakibatkan hambatan dalam perkembangan mental psikologisnya," sambungnya.
Selain itu, Munthe mengatakan jika faktor dalam hubungan dengan keluarga, itu terjadi ketika terdapat keluarga yang sejak dari dalam kandungan mungkin individu tersebut telah mengalami suatu masalah konflik dalam keluarganya. Sehingga terjadi suatu depresi perinatal, yang juga dapat mempengaruhi masalah kesehatan mental dalam usia-usia sepanjang perkembangan kehidupannya maupun faktor sosial.