Cilacap, Gatra.com– Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bakal memasang tiga early warning system (EWS) bertenaga surya di pesisir Cilacap pada November mendatang.
Kepala Pelaksana Harian (BPBD) Cilacap, Wijonardi mengatakan tiga EWS tsunami berbasis tenaga surya ini akan melengkapi sekaligus membackup EWS utama yang dipasang di sepanjang pantai Cilacap rusak atau mengalami gangguan akibat gempa.
Pasalnya, tiga EWS tersebut memiliki sumber energi terintegrasi karena menggunakan panel surya. Dengan demikian, ketika terjadi gangguan listrik maka sirine akan tetap menyala karena masing-masing unit EWS memiliki tenaga listrik mandiri.
“Itu ada tiga titik ya. Nanti terakhir pasang bulan November. Sepertinya nanti pada Nomeber sudah terpasang semua. Itu ada tiga titik ya. Itu di Jetis, kemudian Sidaurip dan Adipala,” katanya, Selasa (5/10).
Dia mengungkapkan, di Cilacap, dari 28 EWS tsunami yang sudah terpasang, ada 11 unit yang tidak operasional karena rusak atau gangguan saluran listrik. Gangguan pada jalur listrik ini menjadi alasan utama EWS lebih baik menggunakan tenaga listrik mandiri. Adapun prinsip kerjanya sama dengan EWS yang sudah dipasang terlebih dahulu.
“Kalau prinsip kerjanya sama. Bedanya, kalau dulu menggunakan listrik PLN, kalau yang sekarang menggunakan solar cell. EWS yang sudah terpasang berarti 26 ditambah dua, berarti 28. Yang dua dari BMIKG,” ungkapnya.
Diketahui, Kota Cilacap menjadi wilayah paling berisiko tinggi bencana gempa megathrust dan tsunami dibanding wilayah lain di Jawa Tengah dan Indonesia. Pasalnya, kota Cilacap berada di bibir Samudra Hindia dengan jarak kurang dari 1 kilometer.
Terlebih di Cilacap juga ada kawasan industri hulu yang merupakan aset nasional. Di antaranya, Pertamina, Pabrik Semen, dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Karena itu, sistem peringatan dini menjadi bagian penting mitigasi bencana untuk menekan seminimal mungkin dampak dan korban jiwa akibat gempa dan tsunami.