Sukoharjo, Gatra.com – Percepatan vaksinasi di sejumlah daerah mendapat evaluasi dari Anggota Komisi IX DPR RI Muchamad Nabil Haroen. Evaluasi tersebut dia sampaikan usai memantau langsung pelaksanaan vaksinasi yang berlangsung di STIES Surakarta, senin (4/10).
Pria yang akrab disapa Gus Nabil tersebut mengatakan, sejauh ini percepatan vaksinasi di sejumlah daerah tidak berbasis desa. Padahal percepatan vaksinasi paling efektif menurutnya yakni dengan menggandeng bidan desa atau perawat puskesmas.
Selain itu, bisa melibatkan komunitas yang kemudian menyasar kepelosok desa. Sebab kondisi perdesaan aktivitas masyarakat terbatas di desa yang diduga masih luput dalam jangkauan vaksin. Padahal saat ini di wilayah aglomerasi Soloraya capaian vaksin mulai tinggi.
"Saat ini yang efektif memberdayakan RT dan RW, juga bidan desa, mereka yang tahun kondisi riil warga yang sudah vaksin atau belum," katanya.
Menurut Gus Nabil, upaya tersebut menyasar pada masyarakat yang sama sekali tidak bisa bergerak, seperti lansia dan warga berusia 12 ke atas atau yang bukan pelajar yang datanya tida ada di Dinas Pendidikan. Strategi seperti itu akan diterapkan juga untuk wilayah nonaglomasi yang capaian vaksinasinya masih rendah.
"Kita mendorong ada pos kesehatan di tingkat RT, supaya tidak ada lagi masyarakat yang sakit kemudian terlantar, karena selama ini banyak masyarakat yang sakit terlantar bahkan sudah meninggal berhari-hari, jadi kalau ada pos kesehatan tingkat RT saya rasa hal seperti itu tidak terjadi lagi," terangnya.
Sementara itu, saat ini capaian vaksinasi Solo Raya sudah mendekati 70". Hal ini berkat kerja bersama dan utamanya kesadaran masyarakat untuk divaksin
"Sekarang vaksin baiknya jemput bola, menyasar kelompok atau komunitas tingkat desa, selain itu, warga perantau yang tidak ber-KTP Soloraya tetapi aktivitas di sini," imbuh Gus Nabil.
Seperti vaksin yang digelar di STIE Surakarta, Sukoharjo, menyasar masyarakat sekitar kampus, khususnya mahasiswa luar kota.
"Kita terima 500 dosis vaksin dari Gus Nabil dan Kodim 0726/Sukoharjo. ini sasarannya mahasiswa luar kota dan masyarakat sekitar kampus," kata Sunarto, ketua Dewan Pembina STIE Surakarta.
Program vaksinasi ini sekaligus sebagai upaya persiapan pelaksanaan PTM dan diharapkan saat perkuliahan langsung semua sudah mendapatkan vaksin.
"Saat ini, STIE Surakarta mengolaborasikan model pembelajaran daring dan offline. Selain itu juga sebagai komitmen implementasi Merdeka Belajar, seluruh dosen siap melayani konsultasi selama 24 jam," tandasnya.