Banyumas, Gatra.com – Petani durian yang tergabung dalam Kelompok Tani Karya Tani Bakti, di Dukuh Siweru, Desa Gembongan, Kecamatan Sigaluh, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah mulai mengembangkan teknik top working. Sistem ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas tanaman durian.
Secara singkat, teknik top working adalah menyambung atau okulasi sedling (batang bawah tanaman-red) dengan entres baru dari bibit yang lebih bagus kualitasnnya. Dengan begitu, pohon durian yang ada tidak perlu ditebang untuk digantikan dengan pohon baru.
Triyono, salah satu petani durian menceritakan awalnya banyak pohon durian yang tidak berbuah bagus di tempatnya. Produksinya sedikit, postur kecil dan harga jual murah. Kemudian dia mulai beriniasi menggunakan sistem top working sebagai upaya perbaikan kualitas tanaman durian.
Dia menjelaskan, top working intinya adalah menyambungkan batang bawah dengan batang atas dengan cara okulasi atau peremajaan tanaman tanpa harus menebang pohon, sehingga tidak memerlukan bibit baru.
“Dengan sitem top working ini satu pohon durian bisa berbuah dengan beberapa varietas berbeda. Bahkan satu pohon bisa menghasilkan 20 jenis buah durian,” ucap dia, Sabtu (2/10).
Diakuinya, sejak menggunakan top working yang dimulai sekitar 5 tahun yang lalu berdampak pesat terhadap sisi produktivitas buah serta penghasilan yang didapatkan.
“Dulu satu pohon hanya bisa menghasilkan 400 butir buah atau kalau dijual dapat empat sampai lima juta rupiah. Tetapi sejak menggunakan top working, saat ini satu pohon bisa berbuah lebih banyak dan menghasilkan sekitar 80 juta rupiah,” ujarnya.
Kepala Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP) kementerian Pertanian RI, Sudi Mardianto saat berkunjung ke Banjarnegara berkesempatan melihat langsung lokasi tanaman durian yang menggunakan sistem top working.
Dia menilai keahlian memadukan berbagai jenis durian dalam satu pohon merupakan sebuah terobosan. Menurutnya hal ini layak diapresiasi karena pemerintah pusat sangat mendukung inisiatif masyarakat dalam pengembangan komoditas pertanian.
“Apa yang kami lihat di sini akan kita sampaikan ke Direktorat Jenderal teknis terkait di Kementan RI. Semoga ada tindak lanjut untuk mendukung budi daya durian di tempat ini,” ungkapnya.
Disamping itu Sudi menyampaikan, keberagaman tanaman akan memiliki nilai tambah. Tetapi sertifikasi kebun juga penting bila akan memperluas pasar hingga ekspor ke luar negeri.
Diharapkan dengan sertifikasi kebun akan terwujud penataan kebun yang baik serta jaminan kualitas yang dihasilkan dari tempat itu bisa dipertanggungjawabkan.
Sementara, Plh Bupati Banjarnegara, Syamsudin mengatakan, durian adalah komoditas unggulan di Sigaluh. Inovasi percepatan produksi dan mutu tanaman.durian dengan cara top working ini bisa menjadi model percontohan. Hal tersebut menurutnya juga bisa mendukung terwujudnya agroeduwisata di Kabupaten Banjarnegara.
“Sebuah harapan besar tersaji disini, tentang bagaimana mengelola potensi lokal yang ada dan menjadikan Kecamatan Sigaluh sebagai pintu masuk Banjarnegara sebelah timur menarik untuk dikunjungi,” katanya.