Jakarta, Gatra.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa tengah aktif melakukan langkah revitalisasi sastra diberbagai daerah di tanah air. Salah satu yang disasar yakni daerah Papua. Revitalisasi dilakukan sebagai upaya pelindungan terhadap bahasa dan sastra daerah agar tidak mengalami kepunahan.
Kepala Balai Bahasa Papua, Firman Susilo, menyebut di daerah Papua, revitalisasi dilakukan di Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura. Meski secara umum kegiatan revitaslisasi dapat diterima oleh pemerintah dan masyarakat setempat, namun Firman menyebut ada tantangan kebudayan yang dihadapi.
"Kelompok peserta pada awalnya merasa kesulitan untuk mengungkapkan sastra daerah yang mereka miliki. Karena menurut mereka, hal itu adalah sesuatu yang sakral dan seharusnya memerlukan ritual adat dengan pembacaan doa atau mantera khusus yang dilakukan oleh orang-orang tertentu," kata Firman kepada Wartawan, Sabtu (2/10).
Beruntungnya, pihak Balai Bahasa Papua dapat memberikan pengertian bahwa yang diinginkan dari kegiatan revitalisasi tersebut adalah guna menggali kembali potensi kesastraan daerah mereka tanpa harus melanggar ritual adat. Sehingga para peserta dapat melestarikan sastra adat mereka dan menampilkannya sebagai salah satu potensi wisata.
"Masyarakat pun menerima dengan baik akhirnya, dan rencananya kegiatan ini akan dilanjutkan sampai tingkat kampung dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat kampung," tuturnya.
Firman pun mengapresiasi adanya dukungan dari Kepala Distrik Depapre, Yahya Yarisetou, atas langkah revitalisasi sastra di Papua ini. Dirinya pun berharap, melalui kegiatan ini terjadi meningkatkan penguasaan masyarakat terhadap sastra daerah.
"Sehingga, sastra bisa menjadi dokumentasi kekhasan daerah di Indonesia. Serta menajdi langkah bersama dalam melestarikan kekayaan bangsa Indonesia dari ancaman kepunahan," pungkasnya.