Brebes, Gatra.com - Lima kabupaten di Jawa Tengah menjadi prioritas penanggulangan kemiskinan ekstrem, salah satunya adalah Kabupaten Brebes. Sebanyak 187 ribu warga di kabupaten ini memiliki penghasilan hanya Rp11 ribu per hari.
Kepala Badan Perencanaan Penelitian dan Pembangunan Daerah (Baperlitbangda) Kabupaten Brebes Edy Koesmartono mengatakan, angka kemiskinan di Brebes meningkat dalam dua tahun terakhir karena pandemi Covid-19.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2019, angka kemiskinan mencapai 16,22 persen. Angka ini meningkat menjadi 17,03 persen pada 2020.
"Angka kemiskinan kita pada 2019 itu 16,22 persen. Kemudian karena pandemi, bertambah 64.000 orang. Dari 16,22 persen menjadi 17,03 persen pada 2020 atau setara 308.780 orang," ujar Edy, Jumat (1/10).
Edy menjelaskan, dari jumlah 308.780 warga miskin pada 2020 tersebut, sebanyak 187 ribu orang di antaranya masuk dalam kategori kemiskinan ekstrem. Salah satu indikatornya adalah pengasilan mereka dalam satu bulan dibawah Rp345 ribu atau per harinya hanya Rp 11.300.
"Kemudian secara kumulatif, dalam lima tahun berturut-turut itu dia berada di bawah garis kemiskinan," jelasnya.
Menurut Edy, dari survey secara acak yang dilakukan, warga yang masuk kategori miskin ekstrem tersebut tidak seluruhnya kondisinya memang benar-benar miskin sesuai data. Terdapat juga yang kondisinya tidak miskin saat dicek.
Mereka yang kondisinya memang miskin ekstrem, kata Edy, mayoritas adalah orang tua dan dan tidak bekerja. Selain itu, ada yang dalam keluarga menjadi orang tua tunggal.
"Rata-rata memang yang besar yang tidak produktif ini. Kalau yang produktif itu kita tanyai, katanya kalau ada lapangan pekerjaan mereka mau. Yang produktif itu rata-rata orang tua tunggal perempuan. Perempuan kepala keluarga istilahnya," ungkapnya.
Edy menyebut, warga yang masuk kategori miskin ekstrem tersebar merata di hampir semua kecamatan. Meski demikian, Pemkab Brebes diminta untuk mengusulkan lima kecamatan yang akan menjadi prioritas penanggulangan kemiskinan ekstrem. Kelima kecamatan tersebut yakni Larangan, Bantarkawung, Ketanggungan, Losari, dan Bulakamba.
"Kita mencoba memetakan melalui DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosia (DTKS) terbanyak, kemudian kita iriskan dengan Indeks Desa Membangun. Dari hasil irisan tersebut kita dapatkan lima kecamatan dan kita usulkan masing-masing lima desa untuk masuk dalam pilot project penanganan kemiskinan ekstrem," terang Edy.
Edy mengatakan, pemkab sudah melakukan sejumlah upaya untuk menekan angka kemiskinan. Selain pemberian bantuan untuk jaring pengaman sosial (JPS), upaya itu yakni pengerjaan proyek pembangunan infrastruktur dengan sistem padat karya.
"Proyek-proyek di Pemkab Brebes yang bisa dilakukan padat karya, kita dorong untuk padat karya. Kita bantu supaya mereka bisa berdaya dan mendapatkan penghasilan. Kalau JPS, Brebes itu yang dibantu lewat JPS sudah banyak . Penerima bantuan kita sudah 1,4 juta jiwa, sudah di atas 75 persen dari jumlah penduduk kita 1,98 juta orang," katanya.
Adapun upaya penanggulangan kemiskinan ekstrem yang akan dilakukan, menurut Edy pihaknya bersama BPS, dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa tengah memetakan dan mengurai permasalahan tersebut untuk menemukan cara yang tepat.
"Dari staf presiden juga kemarin itu mencari langkah-langkah mengatasi kemiskinan ekstrem ini. Jadi mereka menggali info dari kita, memotret lapangan seperti apa. Dari situ mereka akan membicarakan dengan kementerian atau lembaga terkait di pusat untuk coba memformulasikan ini seperti apa," ujarnya.
Edy mengatakan, jika sudah ditemukan, langkah intervensi akan langsung dilakukan untuk menekan angka kemiskinan ekstrem. "Kita akan intervensi karena di tahun 2024 harus zero, tidak ada lagi kemiskinan ekstrem," tandasnya.
Sebagai informasi, pemerintah pusat menargetkan penanggulangan kemiskinan ekstrem nasional sebanyak 20 persen pada 2021. Hal itu mengemuka dalam rapat yang digelar Wakil Presiden Ma'ruf Amin dengan menteri dan gubernur se Indonesia, Selasa (28/9). Di Jawa Tengah, terdapat lima kabupaten yang menjadi prioritas penanggulangan kemiskinan ekstem, yakni Banyumas, Banjarnegara, Brebes, Pemalang dan Kebumen.