Jakarta, Gatra.com – Kekacauan kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut penyebab munculnya polemik Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) yang pada akhirnya berujung pemecatan 58 pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Hal tersebut disampaikan Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Azyumardi Azra, dalam sebuah diskusi daring. “Saya melihat ini adalah kekacauan kepemimpinan,” ujar Azyumardi, Jumat (1/10).
Salah satu alasan Azyumardi menyampaikan hal tersebut karena Jokowi pernah menyampaikan bahwa tak ada yang boleh dirugikan dalam proses alih status kepegawaian di KPK menjadi ASN. Namun, kenyataannya berbanding terbalik dari ucapan Jokowi, sebanyak 58 pegawai KPK telah resmi dipecat pada kamis (30/9) lalu.
"Jadi ada kekacauan, ada inkonsistensi, ada pengingkaran janji atau pengingkaran pernyataan itu, misalnya supaya TWK jangan dijadikan sebagai satu-satunya ukuran untuk memberhentikan, menolak pegawai KPK, itu ternyata tidak ditepati, jadi pengingkaran janji," ucap Azyumardi.
Oleh sebab itu, Azyumardi berpendapat Jokowi seharusnya di saat seperti ini dapat menunjukkan kepemimpinannya dengan memberikan contoh yang baik kepada masyarakat. Salah satunya adalah dengan memenuhi ucapannya.
Lebih lanjut, Azyumardi menyebut polemik yang terjadi terhadap pemecatan 58 pegawai KPK dapat memberikan citra yang buruk terhadap pemerintahan Jokowi. "Sebetulnya kalau ini tidak terselesaikan maka dia adalah menjadi salah satu dari negative legacy, jadi warisan negatif dari kepemimpinan yang ada sekarang ini kepemimpinan nasional," kata dia.