Jakarta, Gatra.com – PT Jakarta Propertindo (Perseroda) alias Jakpro menegaskan pembangunan Intermediate Treatment Facility (ITF) atau Fasilitas Pengelolaan Sampah Antara (FPSA) bukan sekadar investasi. Namun, proyek ini juga penugasan dari pemerintah dan termasuk Proyek Strategis Nasional (PSN).
Jakpro melalui anak usahanya PT Jakarta Solusi Lestari (JSL) akan segera memulai pekerjaan pra kontruksi pada akhir tahun 2021. Pembangunan ITF Sunter diharapkan bisa berjalan lancar, serta menjadi solusi pengolahan sampah yang tepat bagi Ibukota dan warga Jakarta.
Direktur Proyek ITF sekaligus Plt Direktur Utama PT JSL, Aditya Bakti Laksana mengatakan ITF Sunter didukung dengan teknologi teruji, modern, dan ramah lingkungan. Fasilitas ini diperkirakan akan mampu mengolah 2.200 ton per hari dan mengurangi 30% sampah Jakarta.
Saat ini, timbulan sampah DKI Jakarta tercatat mencapai ± 7.800 ton per hari. Semua sampah tersebut dikirim ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang setiap harinya. Sehingga, pembangunan ITF Sunter akan mengurangi beban sampah TPST Bantargebang.
“ITF Sunter perlu didukung sebagai salah satu solusi untuk menyelesaikan masalah persampahan di DKI Jakarta. Apalagi, kesuksesan penyelenggaraan ITF DKI Jakarta menjadi barometer untuk diikuti kota-kota lainnya,” ungkap Aditya dalam keterangan tertulis, Jumat (1/10).
Aditya menjelaskan, ITF Sunter didesain mampu memusnahkan dan mereduksi volume sampah sekitar 80% sampai 90% dengan standar emisi Euro 5 dan menghasilkan energi listrik 35 megawatt per jam. Sebab, sejatinya sampah merupakan material produktif dalam ekonomi sirkular.
Diketahui, ITF Sunter adalah mandat Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kepada Jakpro. Hal itu tertuang dalam Pergub Nomor 33 Tahun 2018 tentang Penugasan Lanjutan dalam Penyelenggaraan FPSA di Dalam Kota atau Intermediate Treatment Facility.
“Jakpro juga mengajak warga Jakarta untuk turut berkolaborasi dan berkontribusi dalam menyelesaikan masalah persampahan di Ibukota. Ini bisa dimulai dengan kesadaran dalam mengurangi pemakaian plastik sekali pakai dan memilah sampah sejak dari rumah,” imbuhnya.
Menurut Aditya, sampah yang menggunung dapat dihindari dengan menerapkan ekonomi sirkular sampah. Sirkulasi sampah yang baik bisa bermanfaat bagi perekonomian, serta mampu meminimalisasi sampah yang dibuang ke pembuangan akhir.
“Pengelolaan sampah yang tepat dapat menjadi solusi bagi beberapa masalah seperti lingkungan, kesehatan, hingga solusi untuk mendapatkan nilai tambah dari sampah yang setiap hari dihasilkan,” tuturnya.