Jakarta, Gatra.com- Sawit merupakan satu dari sembilan tanaman palma yang menjadi mandat penelitian Balit Palma, Balitbangtan, Kementerian Pertanian sejak tahun 2011. Sejak itu juga kegiatan pengelolaan plasma nutfah sawit mulai ditangani peneliti Badan Penelitian Palma bersama Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Barat.
Koleksi plasma nutfah sawit yang merupakan bagian dari hasil eksplorasi Konsorsium Sawit Indonesia tersebut yang ditanam di Kebun Percobaan Situng, Kab. Dharmasraya, Sumatera Barat. Sebanyak 99 aksesi (pengaksesan) sawit asal Kamerun dan 105 aksesi asal Angola, saat ini masing-masing berumur 10 dan 8 tahun.
Sejak tahun 2016 melalui dana peneltian yang bersumber dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP KS) telah dilakukan evaluasi morfologi, produksi awal, karakter unggul dan karakter spesifik serta telah dipelajari keragaman genetik dan hubungan genetik antar aksesi sawit menggunakan marka molekuler.
Dari hasil evaluasi tersebut telah dibuat persilangan antar genotipe terpilih dengan genotipe elite sawit milik mitra kerjasama, yang berkenan membagi serbuk sari genotipe-genotipe unggulnya. Tujuannya untuk meningkatkan mutu genetik genotipe-genotipe asal Kamerun dan Angola milik Baitbangtan dalam rangka menyiapkan calon-calon tetua unggul untuk perakitan varietas unggul sawit tipe baru.
Evaluasi potensi genetik masing-masing genotipe hasil silangan terus dilakukan dengan memperbaiki ‘performance’ tanaman di lapang melalui pemeliharaan secara intensif semua tanaman, termasuk populasi tanaman sawit pendukung yang sudah ditanam sebelumnya di lokasi yang sama. Konsep ‘peta jalan’ sedang dirancang untuk memastikan langkah-langkah tepat secara bertahap untuk menghasilkan genotipe-genotipe terbaik dengan mengoptimalkan semua sumber daya genetik yang ada.
Selama 5 hari Rabu–Minggu, 20-22 Mei 2021, tim pemulia Balit Palma Dr. Ismail Maskromo, Dr. Budi Santosa Ir. Jeanette Kumaunang, M.Sc, Meity A. Tulalo , SP. MP, Royan Romadhon, SP M.Sc. dan teknisi Helmintar Yulia, didukung ‘The Young Breeder,’ sawit andal Dr. Azis Natawijaya , SP. MSi melakukan serangkaian kegiatan terkait pemuliaan sawit Balitbangtan.
Diawali koordinasi dengan Kepala BPTP Sumbar Dr. Wahyu Wibawa , M.Sc, sebagai penanggungjawab Kebun Percobaan (KP) Sitiung, kemudian dilanjutkan dengan pengamatan dan evaluasi tanaman hasil persilangan dan beberapa populasi pendukung lainnya di KP Sitiung yang merupakan bagian dari program pemuliaan sawit Balitbangtan. Sebagian dari hasil persilangan tersebut juga telah ditanam di Kebun Percobaan Paniki, Badan Penelitian Palma, Balitbangtan di Manado.
Perjalanan masih cukup panjang dalam mencapai tujuan akhir mendapatkan tetua terbaik merakit Tenera Balitbangtan yang akan dikontribusikan kepada petani sawit Indonesia. Perlu komitmen yang kuat dari semua pihak terkait, mulai dari peneliti, teknisi, tenaga lapangan yang merancang dan melaksanakan program pemuliaan dengan dukungan ilmu-ilmu pertanian lainnya, untuk memastikan tanaman sawit tumbuh baik dan data yang tertata dn terdokumentsi dengan rapi. Juga dukungan kebijakan terkait pola pengelolaan kebun dan dukungan dana dari yang ‘berwenang’ untuk mewujudkan harapan merakit varietas unggul baru.
Hasil diskusi tim pemulia Balit Palma Kementan bersama ‘The Young Breeder,’ yang kami lebih akrab menyebutnya ‘Si Anak Ajaib’ , setelah melakukan pengamatan penampilan tanaman sawit hasil persilangan, memungkinkan dilakukan percepatan perakitan varietas melalui persilangan terkontrol, uji progeni, pembentukan populasi baru dan evaluasi secara simultan antar generasi.
Suatu ‘pola baru memuliakan’ sawit melalui pendekatan ‘introgresi’ karakter unggul dan spesifik dari genotipe elite ke genotipe ‘liar’ yang memiliki karakter spesifik dan unggul harapan yang dipadukan dengan pemanfaatan teknologi molekuer dalam mengetahui keragaman dan hubungan genetik antar genotipe sebelum dimanfaatkan lebih lanjut sebagai materi pemuliaan sawit Balitbangtan.