Palembang, Gatra.com - Pakar marketing masa depan Hermawan Kartajaya (HK) yang juga Founder and Chairman MarkPlus Inc, meyakini Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) bisa menjadi Ibu Kota Dunia Energi Baru Terbarukan (EBT) pada 2030 mendatang.
Itu disampaikannya dalam peluncuran buku berjudul Musi Banyuasin 2030: World Capital of Sustainable Energy Based on Palm-Oil (BOP) di Hotel Santika Premiere Palembang, Kamis (30/9).
HK turut andil merangkum kesiapan Muba pada 2030 mendatang menjadi Ibu Kota Dunia EBT. Menurutnya, visi Bupati Dodi Reza Alex tersebut yang tidak dimiliki oleh kepala daerah lainnya. Apalagi, buku itu juga sebagai lompatan visi yang sangat luar biasa.
“Pak bupati ini luar biasa. Bekala SDA (Sumber Daya Alam) yang dimiliki Muba dimanfaatkan betul untuk kesejahteraan masyarakat dan petani kelapa sawit rakyat khususnya. Saya optimis, Muba bisa jadi ibu kota dunia EBT pada 2030 mendatang,” ujar pria yang pernah menjabat sebagai Presiden World Marketing Association itu.
Dikatakannya, Muba menjadi satu-satunya daerah di dunia yang sangat serius menuju Sustanaible development goals (SDGs). Apalagi, visi Muba menjadi ibu kota dunia EBT pada 2030 itu sudah dimulai Dodi Reza sejak tiga tahun lalu.
“Ini sangat luar biasa dan benar-benar serius berpihak kepada petani sawit rakyat,” katanya.
Duta Besar Indonesia untuk UNESCO di Perancis, Prof Ismunandar, mengaku Muba memang konsisten dengan visi yang sangat bermanfaat. Bukan hanya bagi Indonesia saja, namun juga bagi dunia. “Saya ucapkan selamat kepada Bupati Dodi. Ini sangat luar biasa demi kepentingan petani sawit rakyat dan juga kepentingan dunia pada 2030 nanti,” ujarnya.
Tim Peneliti Pusat Rekayasa Katalis ITB, Jenny Rizkiana, mengatakan Bupati Dodi sebagai sosok yang sangat jenius membaca peluang masa depan. Langkah tersebut tentunya menguntungkan Muba dan mensejahterakan masyarakat kabupaten setempat.
“Ini komitmen yang sangat luar biasa. Saya ucapkan selamat. Muba beruntung memiliki pemimpin seperti Dodi Reza,” katanya.
Sementara itu, Dodi Reza menjelaskan sejak 2017 lalu Muba menjadi percontohan pertama di Indonesia yang melaksanakan peremajaan kelapa sawit rakyat yang disaksikan secara langsung oleh Presiden RI Joko Widodo.
“Muba memiliki 443.000 Ha perkebunan kelapa sawit dan 40 persennya milik petani swadaya. Lalu, hampir 50 ribu Ha perkebunan milik petani Muba sudah diremajakan dan saat ini telah menghasilkan sawit yang sangat berkualitas,” ujarnya.
Bukan itu saja, lanjutnya, Muba juga sejak tiga tahun lalu sudah menyiapkan hilirisasi kelapa sawit diolah menjadi EBT yakni biofuel berbasis sawit.
Kini memasuki uji coba penggunaan di kendaraan (biogasoline) dan pesawat (bioavtur). Wilayahnya pun mendorong pembangunan pabrik pks-ivo kapasitas 45 ton per jam sebagai bahan baku bensin kerja sama antar KUD-BUMD-Swasta. Saat ini pabriknya sudah disiapkan dan dikelola sendiri oleh petani rakyat Muba.
“Energi fosil semakin menipis. Nah, hilirisasi kelapa sawit menjadi biofuel ini merupakan realisasi nyata Muba menjadi Ibu Kota dunia EBT pada 2030 nanti,” katanya.
Petani sawit rakyat Muba, sambungnya, akan menjadi tuan rumah di daerah sendiri. Terlebih, hilirisasi kelapa sawit menjadi biofuel menggunakan teknologi biohydrocarbon ini merupakan bagian Proyek Strategis Nasional (PSN) sesuai Perpres Nomor 109 tahun 2021.
“Prinsipnya, ini semua dilakukan demi kesejahteraan petani sawit rakyat di Muba dalam persiapan menghadapi 2030 nanti. Ini juga bentuk jawaban embargo dunia terhadap komoditas kelapa sawit Indonesia,” ujarnya.
Terpisah, staf ahli Bidang Pengembangan Sektor Investasi Prioritas Kementerian Investasi/BKPM, Aries Indanarto mengatakan Bupati Dodi memang sangat memiliki kualitas dalam mempersiapkan daerah menjadi pro investasi dan pro bisnis.
“Hal itu jarang terjadi. Ya, kecerdasan kepala daerah dalam mendeskripsikan serta menyiapkan potensi daerah yang akan menjadi sorotan dunia,” katanya.