Kupang, Gatra.com - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat bersama Bupati Kupang, Korinus Masneno melakukan panen perdana komoditas Bawang Merah varietas Lokananta dengan Metode tanam TSS (True Seed Shallots) di Kelurahan Oesao, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Selasa (28/9).
Gubernur Laiskodat pada kesempatan tersebut menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi NTT bersama Pemerintah Kabupaten Kupang akan terus membantu petani termasuk petani bawang merah di Oesao dan sekitarnya untuk dapat meningkatkan produksi serta distribusi komoditas Bawang.
“Hasil yang luar biasa, terkait hal ini kami akan bantu untuk mendapatkan solusi dari kendala distribusi setelah panen. Ini karena ada beberapa daerah di NTT juga susah bawang seperti Sumba. Selain itu tentunya akan kita kirim juga keluar NTT,” kata Viktor Bungtilu Laiskodat.
Lebih lanjut Gubernur Viktor minta agar para kelompok tani untuk konsisten tingkatkan hasil produksi dan jangan malas. Para pendamping penyuluh pertanian bersama Kepala Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten juga saya tuntut untuk selalu turun ke lapangan bersama para petani.
“Di NTT, khususnya di Kabupaten Kupang punya potensi yang luar biasa dengan area lahan yang sangat luas dan menjanjikan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam bidang pertanian. Maka dari itu jangan pernah sia-siakan semua potensi lahan pertanian tersebut ,” tegas Laiskodat.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Kupang, Korinus Masneno mengatakan bahwa kegiatan menanam bawang merah ini juga merupakan salah satu bentuk pemulihan ekonomi. Program pengembangan bawang merah varietas Lokananta oleh para kelompok tani di Kelurahan Oesao diharapkan dapat diadopsi di daerah-daerah lain di Kabupaten Kupang.
"Lahan pengembangan tanaman Bawang Merah ini melibatkan dua kelompok tani yakni Kelompok Tani Maju Bersama dan Fajar Pagi dengan luas lahan satu hektar dimana estimasi panen kita mencapai 20 Ton," jelas Bupati Korinus.
Untuk diketahui Teknologi pemanfaatan TSS (True Seed Shallots) merupakan alternatif untuk produksi bawang merah yang lebih efektif dan efisien dibandingkan penggunaan tanam umbi, dimana TSS adalah biji bawang merah yang ditanam dalam waktu tertentu (4-5 bulan) dan diproses sebagai benih.
Jika biasanya untuk menanam bawang merah dengan luas lahan satu hektar membutuhkan umbi benih sebanyak 1,2 ton - 2 ton, namun dengan metode tanam TSS, jelas lebih efisien karena ukurannya yang hanya sekitar 0,05 gram sehingga kebutuhan benih untuk lahan satu hektar hanya membutuhkan sekitar 3 - 7 kg benih. Hal ini jelas akan menghemat biaya operasional produksi dan memiliki prospek yang tinggi untuk pasar ekspor.