Cilacap, Gatra.com – Pemerintah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah menggenjot vaksinasi Covid-19 di kelompok pelajar berusia 12 tahun ke atas. Karena itu, butuh kecukupan persediaan vaksin untuk kelompok pelajar.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cilacap, Sadmoko Dhanardono mengatakan hingga saat ini baru sebanyak 22 ribu siswa setingkat SMP dan SMA yang sudah divaksin. Sedangkan jumlah siswa SMP dan SMA di Cilacap berkisar 100 ribu orang.
“Kurang lebih 22 persen ya sudah untuk anak-anak sekolah, mulai dari SMP dan SMA sudah tervaksin. Nah, inilah upaya kita,” ucapnya, Selasa (28/9)
Dinas pendidikan kabupaten dan provinsi terus melakukan vaksinasi massal di sekolah-sekolah, bekerja sama dengan pihak terkait lainnya. Targetnya, pada akhir tahun capaian vaksinasi kelompok pelajar mencapai minimal 70 persen dan jika memungkinkan mencapai 100 persen.
“Mudah-mudahan nanti 100 persen anak sudah divaksin. Sehingga ini akan meningkatkan imun, terhadap Covid-19, terutama untuk anak-anak sekolah,” ujarnya.
Menurutnya, penambahan kuota vaksin sangat diperlukan untuk memastikan percepatan vaksinasi di kelompok pelajar berjalan dengan lancar dan sesuai target. Jika vaksin tersedia, maka percepatan vaksinasi akan lebih mudah dilakukan.
Percepatan vaksinasi ini dilakukan untuk menekan potensi penularan Covid-19 di sekolah. Pasalnya, saat ini seluruh sekolah di bawah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Cilacap sudah menggelar uji coba PTM. Selain untuk melindungi pelajar dan guru, vaksinasi juga akan menekan potensi penularan Covid-19 ke keluarga pelajar.
“Mudah-mudahan tiga bulan ke depan, tidak terlalu lama, asal stok vaksinnya ada, kita selalu siap,” tegasnya.
Sadmoko menambahkan, selain vaksinasi, upaya mengantisipasi munculnya klaster sekolah juga dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. PTM di sekolah dilakukan dengan sistem bergilir. Di tingkat SD, siswa masuk dibatasi hanya 50 persen. Sedangkan di tingkat SMP hanya 30 persen jumlah siswa.
Selain prokes di sekolah, dinas pendidikan juga mengimbau agar orangtua membatasi pergaulan anaknya saat di rumah. Untuk mengurangi potensi penyaluran saat berngkat sekolah, sementara waktu orangtua diminta untuk mengantar anaknya yang biasanya menggunakan transportasi umum. Orang tua juga diminta untuk memperhatikan asupan nutrisi anak-anaknya.
“Nutrisi itu tidak harus mahal. Makanan-makanan tradisional, seperti ketela, gethuk, itu juga bagus,” jelasnya.