Karanganyar, Gatra.com - Para tenaga kesehatan (nakes) asal Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah memiliki cara tepat bersedekah. Mereka menyelenggarakan khitanan massal, dengan tak menarik upah jasa khitan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.
Khitanan massal oleh nakes tersebut sudah berlangsung delapan putaran. Pada putaran kali ini diikuti 37 anak. Bukan tanpa alasan para orangtua membawa putranya mengikuti khitanan gratis yang berlokasi di Gobagan, Desa Kaliboto Mojogedang, Karanganyar Jateng, Senin (27/9). Biaya khitan nol rupiah dan fasilitas antarjemputnya yang bikin para orangtua tak perlu berpikir dua kali.
"Pendaftar bukan dari Karanganyar saja. Tapi juga sampai Sragen. Mereka yang kesulitan mengakses lokasi, disediakan armada antarjemput," kata Ketua Relawan Pitu, Anung Marwoko kepada Gatra.com di lokasi khitan massal.
Ia bersama para donatur menggandeng para nakes melakukan bakti sosial itu. Personel nakes terlebih dulu meluangkan waktu di luar jam kerjanya untuk menangani khitanan. Tiap sesi selama 10 menit, membutuhkan enam sampai tujuh nakes yang menangani empat pasien.
Sebelumnya di meja pendaftaran, panitia usai meregistrasi peserta kemudian mencatat bobot anak. "Ini bentuk sedekah mereka yang saya kira sangat tepat di waktu pandemi seperti sekarang. Di luar sana, sekali khitan bisa menghabiskan ongkos Rp700-an ribu," kata Anung.
Khitanan massal dibuka untuk umum dengan terlebih dulu melakukan pemesanan di nomor telepon Relawan Pitu. Usai melakukan tindakan metode laser, nakes masih harus mengontrol kondisi anak yang dikhitan selama beberapa hari ke depan sampai benar-benar sembuh.
"Putaran satu ke putaran berikutnya berjeda sekitar empat hari. Jeda waktu dibutuhkan para nakes memantau kondisi anak-anak," katanya.
Anung mengatakan putaran ke sembilan akan berlangsung di wilayah Matesih. Di sana sudah terdaftar puluhan anak-anak yang menanti dikhitan.
"Semakin banyak diminati. Mumpung belum gilirannya masuk PTM, sehingga dikhitan dulu. Saat masuk nanti lebih percaya diri," katanya.
Dari putaran pertama sampai ke delapan, Relawan Pitu menghitung sudah 130-an anak usia 7-12 tahun dikhitan. Lebih menarik lagi, anak-anak pulang dari tempat khitan sambil membawa hadiah.
"Hanya sekadar uang saku dan sarung dari donatur," kata pria yang juga menjabat Wakil Ketua DPRD Karanganyar ini.
Ia mengatakan, banyak hal bisa dilakukan masyarakat untuk membantu meringankan beban saudaranya, terutama di masa pandemi Covid-19. Tak hanya materi, namun juga keterampilan, keahlian dan ilmu serta pemikiran.
Seorang ibu rumah tangga asal Kebakkramat, Purwaningsih mengatakan dirinya diajak kerabat mengikuti khitanan gratis oleh Relawan Pitu. Kebetulan putranya bernama Bima Pratama yang belum dikhitan, suasana hatinya sedang bagus.
"Lagi mood-nya bagus. Mau dikhitan. Ayo ikut saja. Dia mau. Lagipula gratis dan diantar jemput," katanya.