Batanghari, Gatra.com – Kasat Reskrim Polres Batanghari, Iptu Piet Yardi, mengatakan, kobaran api masih terjadi memasuki hari kesembilan pascakebakaran sumur minyak ilegal dalam konsesi PT Agronusa Alam Sejahtera (PT AAS).
"Kejadian kebakaran sumur minyak ilegal ini memasuki hari kesembilan. Kondisi hari Minggu kemarin, Tim Manggala Agni dan BPBD Kabupaten Batanghari maupun Provinsi Jambi telah berupaya melakukan mitigasi agar api jangan melebar," ujarnya dikonfirmasi Gatra.com, Senin (27/9).
Mantan Kapolsek Gunung Kerinci ini bilang bahwa PT AAS sejak hari kedua kebakaran sudah menyiapkan akses jalan menuju titik api dengan cara membuka embung persiapan air, membuka jalan dan menyiapkan peralatan lainnya.
"Upaya mitigasi bersama Kapolres, Kapolda Jambi, dan Danrem telah dilakukan. Terakhir hari Minggu kemarin dengan peralatan BPBD Provinsi, BPBD Kabupaten dan Manggala Agni sudah mencoba untuk pemadaman tetapi belum membuahkan hasil signifikan," ucapnya.
Sumber api masih keluar dari lobang sumur minyak ilegal yang ada tekanan gas. Kobaran api tidak begitu tinggi lagi. Laporan anggota hari ini di lapangan, ketinggian kobaran api berkisar 5 hingga 7 meter. Sewaktu penyiraman kemarin masih kelihatan semburan minyak di antara kobaran api.
"Pada saat dilakukan penyiraman kemarin terkuak semburan api masih ada semburan minyak yang keluar sampai 1 meter," katanya.
Posisi lobang sumur minyak ilegal yang terbakar, kata Piet, berada di lereng tebing bukit, di bawah sumur ada lembah. Jadi sewaktu di siram, minyak lebih cepat jatuh ke bawah mengalir ke Sungai. Upaya melokalisir terus dilakukan supaya api hanya berasal dari lobang sumur minyak yang terbakar.
"Untuk memastikan api padam perlu data. Karena informasi dari Pertamina mereka perlu data akurat dan langkah apa untuk bisa mematikan api," ucapnya.
Polres Batanghari hanya bisa menjaga keamanan di lokasi kebakaran supaya jangan ada masyarakat masuk. Sesuai perintah langsung Kapolda Jambi jangan sampai api menjalar ke tempat lain. Sebelumnya, pemadaman api dilakukan heli water bombing dari udara.
"Lokasi dilakukan sterilisasi radius 100 meter agar api tak membakar lahan di sekitar. Polres akan memantau lokasi lebih ketat lagi agar aktivitas pertambangan minyak ilegal tak terulang. Semua lobang sumur di lokasi akan di tutup sesuai arahan pimpinan," katanya.
Piet berujar akses masuk ke lokasi tambang sumur minyak ilegal cuma melalui PT AAS, yakni di Simpang Daud dan Simpang Portal. Ia secara tegas bilang tidak ada akses lain. Polres Batanghari nanti ada kerja sama dengan PT AAS agar masyarakat tak masuk ke lokasi itu.
"Karena kawasan tersebut merupakan kawasan hutan produksi," ucapnya.
Sejak kejadian kebakaran, tidak ada aktivitas pengeboran sumur minyak ilegal. Piet berkata semua pelaku kabur dan anggota sudah mengumpulkan barang-barang pelaku untuk dilakukan pengrusakan di lokasi. Tetapi saat ini tim masih fokus mitigasi api.
"Embung pertama kita buat diameter 20x20 kedalaman 5 meter. Kemudian ada embung portabel milik Manggala Agni ada dua," katanya.
Jarak embung ke titik api jika di tarik lurus, kata Piet sekitar 550 meter. Guna mendorong air dengan jarak setengah kilo tentu harus ada step by step. Pihak Pertamina sebelumnya sudah mengecek tingkat kebahayaan karena ada informasi muncul gas berbahaya.
"Tetapi setelah tim Pertamina turun ke lapangan mengecek tingkat kebahayaan, tidak ditemukan gas bersifat beracun yang membahayakan kesehatan. Oksigen masih normal hasil dari penilaian Pertamina hari Selasa," ujarnya.