Purworejo, Gatra.com - Aksi 'mbalelo' yang dilakukan oleh Wakil Ketua sekaligus Ketua Bapilu DPC PDI Perjuangan Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Albertus Sumbogo, membuat heboh. Banyak yang bertanya-tanya, mengapa politikus senior yang dikenal loyal itu memilih sikap berseberangan.
Saat ditemui di kediamannya, Desa Singkil Wetan, Kecamatan Ngombol, menerangkan alasan-alasan apa yang membuatnya merasa sudah lagi tak sependapat dengan beberapa pengurus di partainya. "Saya merasa, ancaman Sekjen Hasto Kristianto sudah tidak masuk akal. Masak orang mencalonkan dan dicalonkan kok akan diberi sanksi. Itu bagi saya jelas-jelas dzolim, memberangus kebebasan berpendapat," kata Mbogo, panggilannya, Senin (27/9).
Ia melanjutkan, bahwa keputusan Kongres V jelas, rekomendasi adalah hak prerogatif Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. "Keputusan saya serius, sudah saya pikirkan matang-matang, jika dukungan saya pada Ganjar merupakan pelanggaran, saya diberi sanksi malah bangga. Saya berdarah-darah ikut mempertahankan eksistensi sejak PDI Pro Mega," jelas Mbogo.
Dengan makin berkembangnya partai, pasti memunculkan banya persoalan internal. Tetapi, menurut Mbogo, seharusnya demokrasi tidak ikut berubah.
"Perlu saya tegaskan, sikap saya mendukung GP bukan atas nama partai, murni pribadi. Saya hanya ingin PDI Perjuangan tetap menjadi partai yang selalu mendengar aspirasi akar rumput, partai wong cilik, tidak otoriter," harap mantan anggota DPRD Kabupaten Purworejo ini.
Alasan lain, lanjut Mbogo, saat Rakernas, ia mendengar Ketua Bapilu PDIP, Bambang Pacul mengatakan, jika GP diberi rekom maka dia akan melepaskan seluruh jabatan kepartaian.
"Pernyataan Bambang Pacul itu kan sudah merupakan intervensi kepada Ketua Umum. Mendahului hak Bu Mega dalam membuat keputusan rekomendasi. Semestinya dilihat prestasi Ganjar, punya salah apa dia dengan DPD PDI Perjuangan Jateng," katanya.
Jika dipecat dari partai banteng itu, Mbogo sudah berencana akan meneruskan pekerjaannya sebagai petani dan peternak lele.