Baku, Gatra.com - Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev menyatakan bahwa pemerintahannya telah menyelesaikan konflik Karabakh dengan cara militer dan politik. Ia pun mengatakan bahwa perang telah berakhir. Senin (27/09) hari ini tepat satu tahun dimulainya eskalasi konflik di Nargono-Karabakh.
"Azerbaijan telah memulihkan integritas teritorialnya. Kami telah menyelesaikan konflik melalui jalur militer dan politik. Perang telah berakhir, konflik Nagorno-Karabakh telah tertinggal dalam sejarah." ujar Aliyev dalam pidatonya dilansir dari RIA Novosti, Senin (27/09).
"Tidak ada lagi wilayah administratif di Azerbaijan yang disebut 'Nagorno-Karabakh', dan jika seseorang ingin menghidupkan kembali arwah yang bernama "Nagorno-Karabakh", maka biarkan dia melakukannya di wilayahnya, Tapi tidak di Azerbaijan! Masalah ini telah selesaikan," sambungnya.
Seperti diketahui, pada akhir September 2020, konflik antara kedua negara itu pecah kembali di wilayah Karabakh, yang menjadi lanjutan dari konflik jangka panjang yang telah berlangsung setelah bubarnya Uni Soviet. Konflik Karabakh tak hanya menimbulkan korban dari kalangan militer, namun turut mrenggut korban jiwa dari masyarakat sipil. Untungnya, kedua pihak melakukan beberapa upaya untuk mencapai gencatan senjata dan kesepakatan tripartit yang dicapai pada malam 10 November berhasil dicapai.
Dengan mediasi Rusia, Azerbaijan dan Armenia setuju untuk sepenuhnya menghentikan serangan dan bertukar tahanan dan jenazah. Juga, secara khusus, Yerevan menyerahkan kepada Baku wilayah Kelbajar dan Lachin, serta bagian dari wilayah Aghdam, yang pada periode antar perang berada di bawah kendali Republik Nagorno-Karabakh yang tidak diakui. Selain itu, pasukan penjaga perdamaian Rusia ditempatkan di wilayah tersebut.