New York, Gatra.com - Turki akan tetap membeli rudal pertahanan Rusia baru meskipun ada penentangan dari Amerika Serikat (AS).
Pernyataan itu kembali ditegaskan Presiden Recep Tayyip Erdogan dalam sebuah wawancara dengan CBS News, yang diposting di situs web jaringan AS, dikutip Bloomberg, Sabtu (25/9).
Sebelumnya, AS telah mendesak Turki untuk tidak melanjutkan pembicaraan rudal S-400 Rusia dan membuang persiapan baterai yang telah diperolehnya, termasuk ketika Ankara terlibat dalam pembicaraan dengan Moskow mengenai pengiriman rudal sistem kedua.
Turki dan Rusia telah bernegosiasi mengenai transfer teknologi dan produksi lokal menjelang potensi pembelian sistem kedua. Turki telah memperoleh baterai pertama tahun 2019.
Turki yang merupakan anggota NATO dikeluarkan dari program F-35 dan pejabat pertahanan diberi sanksi setelah berencana membeli sistem pertahanan rudal S-400 buatan Rusia. AS sangat keberatan dengan penggunaan sistem Rusia itu masuk dalam program NATO dan mengatakan itu merupakan ancaman bagi F-35. Namun, Turki tetap mempertahankan S-400 dapat digunakan secara independen, tanpa diintegrasikan ke dalam sistem NATO, dan karena itu tidak menimbulkan risiko.
AS juga memberikan sanksi kepada Turki pada tahun 2020 karena pembeliannya di bawah undang-undang tahun 2017, yang bertujuan untuk mendorong kembali pengaruh Rusia. Langkah itu adalah pertama kalinya, yang dikenal sebagai CAATSA, digunakan untuk menghukum sekutu AS.
“Tidak ada yang akan dapat ikut campur dalam hal sistem pertahanan seperti apa yang kami peroleh, dari negara mana, pada tingkat apa,” kata Erdogan kepada koresponden CBS News Margaret Brennan, ketika ditanya apakah dia tetap berniat untuk membeli rudal S-400.
“Kami adalah satu-satunya yang membuat keputusan seperti itu,” kata pemimpin Turki itu.
Ketika Brennan menegaskan, “kedengarannya seperti “ya” (tetap membeli), Erdogan menjawab, “Tentu saja, tentu saja, “ya”.
Wawancara itu direkam pada hari Selasa di sela-sela Sidang Umum PBB di New York, dan akan ditayangkan secara penuh pada hari Minggu di CBS “Face the Nation”.
Kepala eksportir senjata yang dikelola negara Rusia Rosoboronexport, Alexander Mikheyev mengatakan pada Agustus lalu bahwa Turki sedang dalam tahap akhir negosiasi kesepakatan baru untuk sistem S-400. Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin dijadwalkan bertemu minggu depan di Sochi, Rusia.
“Kami tentu saja akan mencapai keputusan penting dalam hubungan Turki-Rusia,” kata Erdogan.