Banyumas, Gatra.com – Sejumlah sekolah di Wonosobo, Jawa Tengah (Jateng) belum memenuhi standar protokol kesehatan dalam Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) dan Simulasi Pembelajaran Tatap Muka (SPTM) yang telah berlangsung dua pekan terakhir.
Temuan ini diperoleh oleh tim monitoring dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, Dinas Kesehatan, serta Kantor Kementerian Agama. Hal tersebut dilaporkan dalam rakor yang digelar secara virtual oleh Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Wonosobo.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, Tri Antoro dalam paparannya menyebut masih ada sejumlah sekolah yang penerapan protokol kesehatannya belum sesuai ketentuan.
Baca Juga: Labura Sosialisasi Tatap Muka, Jangan Ada Guru Pakai Sendal
“Mohon maaf tidak saya sebut nama sekolah. Namun dari temuan tim di lapangan ada pendidik yang mungkin lupa, tidak mengenakan masker saat berada di lingkungan sekolah. Juga ada sekolah yang belum menandai meja siswa dengan nama masing-masing,” ungkap Tri, dalam keterangan tertulis, Jumat (24/9).
Menurut dia, kealpaan tidak mengenakan masker bagi warga sekolah, baik siswa, guru maupun tenaga kependidikan seharusnya tidak terjadi. Karenanya, Tri meminta agar ada kesadaran untuk saling mengingatkan, karena potensi penularan virus Corona harus terus ditekan.
Selain kealpaan terhadap protokol kesehatan di lingkungan sekolah, Tri juga menyoroti masih adanya siswa yang pulang secara bergerombol dan tidak menerapkan jaga jarak atau physical distancing. Menurutnya perlu pengawasan dengan pengaturan jarak kepulangan siswa agar tidak serta merta.
Baca Juga: Kangen Sekolah, Siswa Ini Tetap Berangkat Walau Tak Terdaftar
“Kemudian ada pula temuan terkait fasilitas sarana pendukung protokol kesehatan di sekolah seperti tempat cuci tangan yang kurang representatif, sampai lingkungan kelas yang kurang bersih. Alat-alat screening seperti thermo gun yang kurang akurat juga perlu segera dibenahi,” ucap dia.
Proses PTMT maupun SPTM yang diikuti jenjang sekolah SD/MI, SMP/MTs sampai pondok pesantren berasrama melibatkan puluhan ribu siswa maupun guru. Meski secara umum telah berjalan dengan baik, namun menurut Tri harus benar-benar berada dalam koridor ketaatan terhadap protokol kesehatan demi kelanjutan pembelajaran hingga kondisi sudah normal.
“Jangan sampai ada keteledoran warga sekolah justru kemudian memicu munculnya kasus baru sehingga harus ada pemberhentian sementara PTMT. Kunci dari kelangsungan pembelajaran tatap muka ini adalah komitmen dan konsistensi kita semua dalam menjaga seluruh warga sekolah dari paparan Covid-19,” tandasnya.