Home Ekonomi Kambing Etawa Lama Tak Kontes, Susu Perahannya Malah Datangkan Cuan

Kambing Etawa Lama Tak Kontes, Susu Perahannya Malah Datangkan Cuan

Bantul, Gatra.com - Tidak adanya kontes kambing peranakan etawa (PE) selama pandemi memberi berkah bagi peternak. Susu yang dihasilkan indukan kambing mengalirkan pundi-pundi cuan yang sebelumnya tidak dilirik. 
 
Langkah diversifikasi usaha ini dilakukan kelompok peternak kambing PE Mendo Mukti di RT 41 Dusun Sangkeh, Desa Srigading, Kecamatan Sanden, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. 
 
"Sebelum dijadikan produk olahan susu konsumsi, susu kambing dari indukan PE banyak diberikan ke anakan agar mendapatkan pertumbuhan bagus. Anak-anak dari kambing pemenang kontes inilah yang menjadi tulang punggung bisnis ini," kata pengurus harian kelompok Yuni Kurniawan, Jumat (24/5). 
 
Berawal dari ide istrinya, Siska Septi Handayani, sejak pertengahan pandemi tahun lalu pengolahan susu kambing PE untuk dikonsumsi dimulai. 
 
Yuni mengatakan dari 30 ekor yang diternak, saat ini ada enam indukan PE yang setiap hari bisa diperah pagi dan sore. Seekor kambing mampu menghasilkan tiga liter susu. Adapun konsumsi anakan per harinya hanya butuh 1,5 liter.
 
"Hanya kambing yang sudah melahirkan saja bisa diperah. Saat ini lima kambing lainnya sedang dalam kondisi hamil," lanjut Yuni. 
 
Kelebihan susu yang mencapai 12  liter per hari itu kemudian diolah dalam kemasan botol seperempat liter dan dipasarkan seharga Rp10.000.  Bermerek dagang Go Milk, susu ini kemudian disajikan dengan sembilan varian rasa. 
 
Yuni memaparkan, usaha olahan susu ini secara ekonomi belum bisa dijadikan pendapatan utama untuk bisnis peternakan kambing. Penjualan cempe dari indukan pemenang kontes masih mendominasi. 
 
"Memang tidak ada kontes selama pandemi, tapi saya heran penjualan anakan masih tetap ada walau tak setinggi sebelumnya. Bahkan harganya bisa dua kali lipat dari harga dulu yang berkisar Rp5-15 juta per ekor," kata peternak yang terjun sejak 2007 lalu itu.
 
Dalam mengelola susu kambing PE, Siska memaparkan proses memasak susu tidak boleh dibiarkan mencapai 100 derajat celcius, cukup 70 derajat. Sebab jika mencapai 100 derajat, susu yang dimasak akan mengental seperti bubur. 
 
"Pemasaran masih melalui pesanan online. Tapi yang membeli susu murni cukup tinggi. Rata-rata terjual 20 liter per minggu dengan harga Rp25.000 per liter," jelasnya.
 
Menurutnya, susu kambing memiliki khasiat seperti meningkatkan imun tubuh, juga meredakan stres, penyakit jantung, pernapasan, dan asam lambung. Bahkan ada pembeli positif Covid-19 yang mengonsumsi susu ini hingga ia sembuh.  
 
Ketua kelompok paguyuban, Eko Cahyono, melihat besarnya peluang bisnis susu kambing PE. Pihaknya tengah merintis pengembangan kambing jenis Sapera. 
 
"Ini kambing peranakan PE dengan Saanen yang khusus untuk diperah susunya. Saat ini kami baru memiliki beberapa ekor," ungkapnya.
1580