Jakarta, Gatra.com – Staf Khusus Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo), Rosarita Niken Widiastuti, mengingatkan kepada anak-anak generasi milenial bahwa jejak digital yang buruk bisa merusak karier mereka di masa depan.
“Khususnya untuk anak-anak muda bagaimana bisa betul-betul waspada terhadap apa yang kita unggah karena rekam jejak digital ini, kan, tidak bisa dihapus,” ujar Niken dalam sebuah webinar yang digelar pada Kamis (23/9).
“Jadi, apa yang sudah kita share, ini tetap akan ada di big data. Sekali pun di HP kita sudah kita hapus, tetapi nanti kalau misalnya diperlukan, itu gampang sekali, di Kominfo ada Artificial Intelligence (AI) system, langsung bisa keluar semua apa yang pernah kita upload,” tutur Niken.
Niken membicarakan hal ini dalam konteks digitalisasi teknologi dan berkembangnya media sosial. Ia mengindikasikan bahwa dengan menjamurnya media sosial, potensi adanya jejak digital yang buruk dari para penggunanya sangat melimpah, termasuk apabila si pengguna tersebut pernah mengunggah hoaks atau berujar tak sopan di dunia maya.
Niken kemudian merujuk pada sebuah temuan survei yang diinisiasi Microsoft dan dipublikasikan beberapa waktu lalu. Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa Indonesia berada di posisi ke-29 dalam hal kesopanan bermedia sosial. Posisi tersebut adalah posisi terendah ketiga karena jumlah negara yang disurvei adalah sejumlah 32 negara.
Oleh karena itu, Niken menekankan bahwa sisi buruk media sosial ini bisa ditumpas, salah satunya oleh peran pers arus utama sebagai pilar keempat demokrasi. “Nah, di sini tentu pers yang merupakan acuan berita terpercaya bisa menjadi cek fakta atau fact-checking dalam berbagai informasi di media sosial yang sedemikian tidak ada penyaringan,” ujar Niken.
Selain itu, Niken juga berpesan kepada anak muda milenial agar bermedia sosial dengan bijak. “Lebih baik kita bijak meng-upload hal-hal yang positif daripada hal-hal yang negatif,” katanya.