Home Milenial Sulit Akses Bacaan, Jadi Faktor Rendahnya Literasi Indonesia

Sulit Akses Bacaan, Jadi Faktor Rendahnya Literasi Indonesia

Jakarta, Gatra.com - Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kemendikbudristek, Endang Aminuddin Aziz, menyebut bahwa masih rendahnya tingkat literasi masyarakat Indonesia banyak disebabkan sulitnya akses pada buku bacaan. Karena menurutnya, beberapa studi menyebut bahwa Indonesia justri memiliki tingkat minat baca yang tinggi, yang jadi persoalan hanyalah aksds dan kurangnya waktu yang dihabiskan oleh seseorang untuk membaca.

"Jadi, bukan mereka minat bacanya rendah. semua studi menunjukkan minat baca kita tinggi. Tapi ketika tidak ada yang dibaca, apa yang harus dilakukan," kata Endang dalam kegiatan Riung Media di Jakarta, Kamis (23/9).

Oleh karenanya, Endang juga telah berkoordinasi dengan Badan Perbukuan ada di dalam Tubuh Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek, untuk menyiapkan bahan buku untuk penyiapan literasi dari tingkat PAUD.

"Serta kami akan siapkan juga penerjemahan dari buku bahasa asing, maupun daerag ke bahasa indoneisa. Target kami selama 4 tahun ke depan ada 5.000 judul buku dari bahasa asing, apa saja, tidak hanya Inggris, mungkin dari Jepang, mandarin, Jerman, bahasa apapun. ini yang kemudian kita terjemahkan," bebernya.

Hal ini, dinilai akan membuka akses madyarakat terhadap banyak bahan bacaan. Dari catatan pihaknya,  Secara total sudah ada 748 judul buku yang bisa dipakai untuk kegiatan literasi.

"Tahun kami ini mencetak 120 judul buku, 2019 mencetak 67 judul buku, dan itu disebarkan ke berbagai daerah sampai daerah 3T (terluar, tertinggal, terdepan). Itu banyak untuk taman bacaan masyarakat. Dengan ini minat baca akan tumbuh, dan literasi pun akan naik," tandasnya.
 

321