Pekalongan, Gatra.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan, Jawa Tengah mulai mengantisipasi ancaman banjir menjelang musim penghujan. Personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) diterjunkan untuk membersihkan aliran sungai.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Pekalongan Saminta mengatakan, kondisi sejumlah sungai tertutup tanaman enceng gondok yang menghambat aliran air sehingga berpotensi menyebabkan banjir saat musim penghujan.
"Dari survey kami, sepanjang sungai mulai dari sungai Meduri hingga Randujajar terdapat tumbuhan enceng gondok yang luar biasa. Ini bisa menyebabkan sungai meluap," kata Saminta, Kamis (23/9).
Menurut Saminta, pihaknya menerjunkan tim yang terdiri dari delapan orang untuk membersihkan enceng gondok di sepanjang aliran sungai secara bertahap. Dalam sehari, aliran sungai yang dibersihkan sepanjang sekitar 300 meter.
"Tim juga telah memberdayakan masyarakat untuk kerja bakti di Kelurahan Pasir Karton Kramat (PKK) Pekalongan Barat pada hari Jumat kemarin. Namun belum terlihat maksimal karena pertumbuhannya sangat luar biasa," ujarnya.
Saminta menargetkan pembersihan enceng gondok di sejumlah titik di sepanjang sungai Bremi, sungai Meduri, sungai Randujajar hingga sungai Pabean. Hal ini dilakukan agar saluran air di sungai-sungai tersebut lancar sehingga banjir bisa dicegah.
"Apabila tidak bisa maksimal, kami akan berkoordinasi dengan Bu Sekda untuk melakukan kerja bakti massal, karena perlu juga bantuan alat berat. Jika dilakukan secara manual, memang tenaga kita kurang memadai dan akan lebih baik apabila bisa dibantu dengan alat dari DPUPR," ujar dia.
Selain pembersihan sungai, Saminta mengaku sudah berkoordinasi dengan TNI/Polri dan instansi terkait dalam mempersiapkan langkah-langkah antisipasi musim hujan. "Direncanakan bulan November kami akan adakan apel siaga mengantisipasi bencana alam," kata dia
Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), wilayah Jawa Tengah diperkirakan memasuki musim hujan pada bulan Oktober. Sedangkan puncak musim hujan di wilayah Kota Pekalongan akan terjadi pada Januari 2022.
“Informasi dari BMKG kami jadikan pedoman untuk menentukan langkah-langkah dan melaksanakan koordinasi kepada pemangku wilayah baik camat, lurah dan sebagainya. Kami koordinasikan kondisi real setiap saat,” imbuh Saminta.