Jakarta, Gatra.com - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, memastikan bahwa Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) tidak akan dihentikan maupun diundur, meskipun ada laporan sebanyak 1.296 sekolah yang melaporkan klaster COVID-19.
Data tersebut diperoleh Kemendikbudristek dalam pantauannya selama diberlakukannya PTM Terbatas. Berdasarkan catatan Kemendikbudristek, per 20 September 2021 di 46.500 sekolah, ada 2,8 persen atau 1.296 sekolah yang melaporkan klaster COVID-19. Rinciannya penularan ditemukan di tingkat SD sebanyak 581 sekolah, SMP 241 sekolah, dan SMA 107 sekolah.
"Itu terus kita monitor, itu temuannya. Bukan berarti PTMnya akan diundur, masih harus jalan, terbuka. Tapi, untuk sekolahnya masing-masing yang ada kasus klaster, ya harus ditutup segera, memang seperti itu," kata Nadiem saat ditemui paska Raker di Komisi X DPR RI, Kamis (23/9).
Menurut Nadiem, adanya klaster bukan berarti pelaksanaan PTM secara serentak di berhentikan. Untuk sekolah yang ditemukan kasus, memang sesuai instruksi harus ditutup. Namun, Nadiem menegaskan untuk sekolah lain yang tidak ada temuan, PTM akan terus berjalan.
"PTM terbatas masih dilanjutkan. Yang harus dilakukan adalah protokol kesehatan ini harus dikuatkan, dan sekolah-sekolah dimana ada situasi seperti itu harus ditutup segera sampai aman," tegas Nadiem.
Sementara, itu langkah untuk melanjutkan PTM meski ada klaster sekolah pun juga disampaikan oleh Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda. Menurut Huda, jumlah klaster tersebut hanyalah persentase kecil. Apalagi jika dibandingkan penularan covid-19 pada anak-anak secara keseluruhan yang menjalankan PTM terbatas.
"Adanya klaster baru di sekolah, secara objektif harus dinilai bahwa itu angka persentase yang sangat kecil dibandingkan dengan hampir 50 juta anak didik kita yang sedang melaksanakan PTM. Komisi X pada posisi PTM harus terus jalan,” tandasnya.