Home Internasional Takut Lonjakan akibat Liburan, Korsel Desak Tes COVID-19

Takut Lonjakan akibat Liburan, Korsel Desak Tes COVID-19

Seoul, Gatra.com - Pihak berwenang Korea Selatan (Korsel) memperingatkan orang-orang yang kembali dari liburan untuk dites COVID-19 bahkan untuk gejala yang paling ringan sekalipun, terutama sebelum masuk kerja. Hal ini terjadi saat adanya lonjakan baru kasus virus menular tersebut di negaranya dan sekitar Ibu Kota Seoul.

Kantor berita Reuters melaporkan pada Kamis, (23/9) Korsel telah berjuang dengan gelombang infeksi virus corona keempat sejak awal Juli 2021 lalu. Wakil Menteri Kesehatan Kang Do-tae mengatakan pada hari Rabu, (22/9) Korea Selatan memiliki rata-rata 1.400 kasus harian COVID-19 yang dikonfirmasi pada pekan lalu, naik 11% dari rekor tertingginya yaitu sebesar 1.268 pada minggu sebelumnya.

Do-tae mendesak mereka yang kembali dari liburan tiga hari, yang dimulai pada Senin, (20/9) untuk dites COVID-19 guna mencegah penularan tersebut.

Sementara itu, Asosiasi Pariwisata Jeju mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa pulau wisata yang populer di Korea Selatan, Jeju, sudah dikunjungi rata-rata lebih dari 41.000 pengunjung setiap harinya selama liburan. Angka tersebut naik dari sekitar 32.000 pada periode yang sama tahun lalu dan lebih dari 258.000 orang telah mengunjungi pulau itu dalam enam hari.

Terlepas dari jumlah kasus harian yang tinggi, adapun data Korea Disease Control and Prevention Agency atau Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) menunjukkan tingkat kematian serta kasus parah tetap relatif rendah dan stabil masing-masing di 0,83% dan 312 kasus pada hari Rabu, (22/9). KDCA juga melaporkan 1.716 kasus COVID-19 baru pada hari Rabu, (22/9) hal ini meningkatkan total kasusnya menjadi 292.699 dengan 2.427 kematian.

Korsel juga tengah berjuang untuk mendapatkan pasokan vaksin COVID-19 pada awalnya, tetapi mereka sudah meningkatkan kampanye vaksinasi dalam beberapa bulan terakhir. Di mana Korea Selatan telah memberikan vaksin kepada 71,2% dari 52 juta populasinya dengan setidaknya satu dosis hingga Rabu, (22/9) dan vaksin penuh sebesar 43,2%.

 

158