Kupang, Gatra.com- Perkembangan pendidikan Kristen di Provinsi Nusa Tenggara Timur, saat ini harus mendapat perhatian serius untuk terus dipacu. Dengan demikian visi dan misi Kristus dapat tercapai, yang berujung pada mewujudkan generasi cerdas dan berakhlak mulia. “Sekolah Kristen harus jadi pusat pergerakan visi dan misi Tuhan Yesus. Karena itu diperlukan pula kualitas intelektual /keilmuan yang kuat untuk mengelolah lembaga pendidikan Kristen ,” kata Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat saat menerima audensi Rektor Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Kupang, Harun Natonis ( 23/9).
Dalam audensi ini Rektor Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Kupang, Harun Natonis yang didampingi Wakil Rektor I, Sem Saetban, Wakil Rektor II, Maxi Lakapu dan Soleman Baun sebagai Wakil Rektor III IAKN Kupang ini mengundang Gubernur NTT untuk memberikan arahan pada Wisuda Program Doktoral, Magister dan Sarjana Institut Agama Kristen Negeri Kupang, yang akan berlangsung pada tanggal 29 September 2021 mendatang.
Lebih lanjut Gubernur Laiskodat mengatakan pengelolah lembaga pendidikan Kristen harus meneladani Tuhan Yesus, bekerja sama dengan semua pihak berkompeten. “Saya cukup kaget, karena dari kalangan intelektual merespons tentang pernyataan saya. Bahwa Tuhan saja tidak bisa bekerja sendiri dalam beberapa hal. Tetapi membutuhkan relasi dengan manusia. Saya berharap bahwa dari lembaga pendidikan tinggi harus bisa memberikan cukup pengetahuan/knowledge untuk bisa memahami dan memaknai pernyataan tersebut,” jelas Laiskodat
Sebuah lembaga pendidikan absolutely kata Laiskodat harus mengakui keberadaan Tuhan. Jika Tuhan itu menyiapkan reward and punishment, Surga dan Neraka, maka Dia menginginkan pilihan, dan pilihan itu tidak dipaksakan. Jika ada alternatif, maka ada ruang untuk diberikan pilihan. Dan itulah Tuhan yang sedang menghormati kesadaran diluar kesadaran diriNya sendiri.
“Dan kita sebagai manusia rasional, punya pilihan rasional, yang konsekuensinya memiliki ruang untuk bebas memilih. Dia memberikan alternatif, kalau tidak ada alternatif maka Dia tidak menginginkan kolaborasi. Karena kolaborasi itu diambil sebagai pilihan untuk bergabung dan bekerja sama. Dan untuk sampai kepada kolaborasi kita harus tahu visi dan misi dari Tuhan Yesus,” kata Laiskodat.
Lebih lanjut Laiskodat mengatakan bahwa surga itu ada. Namun yang menjadi soal adalah bagaimana mengkonkritkan jalan/cara masuk surga. Karena itu dari kalangan intelektualah termasuk dari IAKN, harus bisa memberikan pemahaman yang benar serta pencerahan tentang hal tersebut. “Para akademisi harus bisa mengkonkritkan ajaran yang diberikan, agar bisa dipahami dan dilakukan dengan benar. Penting untuk diingat bahwa Iman adalah pengetahuan, dari pengetahuan yang belum kita capai, maka itulah yang harus kita kejar,” katanya.
Lebih lanjut laiskodat mengajak Rektor IAKN dan Jajarannya untuk bisa memahami dengan benar tentang visi dan misi Yesus datang ke dunia. Termasuk harus dipahami oleh setiap sekolah Kristen, khususnya IAKN Kupang. Visi Tuhan Yesus adalah mewujudkan damai sejahtera. Sementara misi Tuhan Yesus ada dua. Misi pertama adalah mengambil kembali kekuasaan yang terpecah saat kudeta gagal di surga, yang dilakukan oleh Lucifer. Misi yang kedua adalah Yesus membutuhkan kita manusia sebagai mitraNya, untuk menyelamatkan dunia dalam rangka membebaskan orang yang hina.
“Oleh sebab itu kita sebagai manusia mendapatkan keselamatan bukan karena usaha kita, tapi hanya oleh karena kasih karunia Allah. Bukan keselamatan individu tapi keselamatan kolektif. Dan itu adalah ekspansi kekuasaan Yesus yang menyelamatkan dunia," katanya.
Misi yang kedua adalah Yesus membutuhkan kita manusia sebagai mitraNya, untuk menyelamatkan dunia dalam rangka membebaskan orang yang hina. Pembebasan dan Pemandirian orang hina menjadi misi yang kedua dari Yesus dan inilah inti dari ajaran Yesus. Itulah sebabnya Ia membutuhkan kita manusia sebagai bagian yang tak terpisahkan dari desain untuk berkolaborasi denganNya.
“Jadi kalau kita bisa “memandirikan” salah satu orang saja yang belum bisa mandiri secara pangan/papan/sandang, maka sebenarnya kita telah mandapatkan “tiket” untuk bisa masuk sorga. Itulah makna dari Tuhan. Tidak bisa bekerja sendiri, karena Ia membutuhkan kita untuk bisa berkolaborasi mewujudkan misiNya yang mulia. Dan inilah yang kalian harus ajarkan agar semua orang bisa terselamatkan,” kata Laiskodat.