Jepara, Gatra.com- Sejumlah orangtua mengaku kecewa karena anaknya gagal melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM), Kamis (23/9). Mengingat, Bupati Jepara Dian Kristiandi mengeluarkan kebijakan pemberhentian sementara PTM di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah untuk semua tingkatan. Menyusul munculnya kluster sekolah di MTs Desa Rengging, Kecamatan Pecangaan.
Menyikapi intruksi bupati Jepara, Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kabupaten Jepara langsung menindak lanjuti dengan menutup jenjang pendidikan SMP baik negeri maupun swasta.
Meski demikian, membuat beberapa wali murid kecewa. Bahkan, ada sebagian orangtua yang tidak tau akan informasi tersebut, dengan tetap mengantarkan anaknya ke sekolahan yang ditutup.
"Ada beberapa wali murid yang belum tau juga ternyata. Jadi tadi pagi, ada wali murid yang mengantarkan ke sini (sekolah) sekitar 3 orang. Mereka juga banyak yang kecewa. Waduh kok daring lagi, padahal sudah tatap muka," kata Ketua MKKS Kabupaten Jepara, Darono Ardi Widodo.
Darono berharap, pekan depan anak sekolah dapat masuk kembali untuk melaksanakan PTM. Ia merasa dengan ujicoba yang sempat dilakukan baru-baru ini, siwa dan guru sudah bersemangat dalam melakukan pembelajaran.
"Saya yakin kepada teman kami di jajaran SMP, baik swasta dan negeri prokes semua. Peralatan juga sudah lengkap, baik senitezer, cuci tangan sudah disiapkan pihak sekolah," terang kepala sekolah SMP Negeri 6 itu.
Sekali lagi Darono menegaskan, hari ini anak-anak sudah kembali belajar secara daring. Untuk jumlah keseluruhan siswa, terdapat 620 siswa di SMP negeri 6. Sedangkan yang sudah divaksin sebanyak 150 siswa.
Tidak hanya sekolah di jenjang PAUD, TK, SB/MI, SMP dan MTs. Sekolah Menengah Atas (SMA), SMK, dan SLB se-Kabupaten Jepara juga menghentikan simulasi pembelajaran tatap muka terbatas mulai, Kamis, (23/9). Kebijakan itu diambil menindaklanjuti instruksi Bupati Jepara Dian Kristiandi setelah ditemukan adanya 28 siswa dan Guru Madrasah Tsanawiyah di Desa Rengging, Pecangaan yang terkonfirmasi Covid-19.