Jakarta, Gatra.com- Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim, Septriana Tangkary mengimbau masyarakat untuk mendukung pemulihan pariwisata Bali.
"Sebelum pandemi, Bali sangat ramai dan gemerlap, berbanding 360 derajat di masa pandemi sekarang ini," katanya dalam webinar 'Bali Rebound: Wisata Aman di Era Adaptasi Kebiasaan Baru' pada Kamis (23/9).
Menurutnya, untuk memulihkan pariwisata Bali, penginapan dan daerah wisata harus memenuhi standar CHSE. Sehingga, masyarakat yang ingin mengunjungi Bali kembali dapat merasa aman, nyaman, dan tentram.
Ia menambahkan, Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia dan Pasar Digital UMKM Indonesia, diharapkan dapat mengangkat industri kecil menengah (IKM) di Bali. Selain itu, program ini juga dinilai bisa meningkatkan jumlah pelaku IKM yang masuk di pemasaran online, menciptakan value creation bagi pelaku IKM, serta meningkatkan permintaan produk artisan. Kegiatan ini juga dapat menjadi salah satu atraksi dalam menjual pariwisata Bali.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Provinsi Bali, Ni Luh Made Wiratmi menyebut, Bali sudah menyelesaikan hampir 100% dosis vaksin pertama dan telah mencapai hampir 70% untuk dosis kedua. Proses vaksinasi ini ditargetkan mencapai 100% pada Oktober 2021 mendatang.
"Semoga [vaksinasi] dapat menyatukan kita bersama dalam mendukung visi misi Bali. Demi menuju Bali era baru yakni menjaga alam, mensejahterakan, dan memajukan ekonomi," ucapnya.
Berdasarkan data Perhimpunan Hotel & Resto Indonesia (PHRI) Bali, 90% masyarakat Kuta hidup dari pariwisata. Sehingga pandemi Covid-19 sangat memberikan dampak besar bagi masyarakat Kuta. Saat ini, tingkat hunian hotel di bali hanya mencapai 7-10% dengan jumlah wisatawan 3.000 hingga 4.000 orang per hari.
Menurut Ketua PHRI Kabupaten Badung, I Gusti Agung Ngr. Suryawijaya, pemulihan pariwisata dan ekonomi di Bali, diperlukan beberapa tahapan. Pertama, meningkatkan domestic market. Kedua, membuka Essential Business Travel, penerbangan internasional dibuka karena Bali sudah siap. Ketiga, merancang Travel Corridor Arrangement dengan negara-negara low risk seperti UEA dan Korea Selatan.
"Terakhir, melakukan open border untuk turis mancanegara. Masyarakat Bali harus komitmen melakukan disiplin protokol kesehatan agar bisa mengembalikan kepercayaan dunia," ujarnya.