Jenewa, Gatra.com - Asosiasi sepak bola Eropa (UEFA) mendesak FIFA untuk berhenti mendorong rencana Piala Dunia dua tahun dan merubah kalender pertandingan internasional.
Diketahui, FIFA tengah melakukan studi kelayakan mengadakan turnamen Piala Dunia dua tahunan untuk mengganti siklus empat tahunan yang saat ini masih berlaku.
Sementara itu Arsene Wenger, mantan manajer Arsenal yang sekarang menjadi kepala Pengembangan Sepak Bola Global FIFA, menyampaikan keyakinannya akan pengubahan format Piala Dunia yang akan diputuskan bulan ini.
"UEFA kecewa dengan metodologi yang diadopsi, yang sejauh ini menyebabkan proyek reformasi dikomunikasikan dan dipromosikan secara terbuka, sebelum diumumkan bersama dengan pemangku kepentingan lainnya," tulis UEFA dalam sebuah pernyataan resminya, Rabu (22/09).
FIFA menyampaikan sejumlah kekhawatiran tentang efek dari perubahan format Piala Dunia, termasuk tergerusnya nilai Piala Dunia itu sendiri. Kemudian, risiko pemain yang terlalu banyak menerima beban bekerja serta sepak bola wanita yang akan semakin terpinggirkan.
Sebelumnya pada 14 September lalu, UEFA telah meminta FIFA untuk menggelar pertemuan bersama 55 asosiasi sepak bola di bawah naungan UEFA. Hanya saja hingga saat ini belum mendapat jawaban.
Presiden UEFA, Aleksander Ceferin memperingatkan tentang potensi pemboikotan Piala Dunia oleh negara-negara Eropa jika FIFA tetap menjalankan rencana pengubahan format Piala Dunia.
"Kami bisa saja memutuskan untuk tidak berpartisipasi," tegas Caferin.
"Sejauh yang saya tahu, Amerika Selatan bersikap sama dengan kami. Jadi semoga sukses dengan Piala Dunia macam itu. Saya pikir itu tidak akan pernah terjadi karena sangat bertentangan dengan prinsip dasar sepak bola." tambahnya.
Pekan lalu, FIFA merilis jajak pendapat daring yang mengklaim mayoritas penggemar sepak bola mendukung gagasan gelaran piala Piala Dunia, yang "lebih sering" dan dari responden tersebut, mayoritas lebih menyukai kompetisi dua tahunan.
Banyak kelompok suporter dari sejumlah tim nasional menentang wacana ini, sementara serikat pemain global FIFPro menyinggungg tidak adanya dialog tentang masalah ini kepada mereka.
“Tanpa persetujuan para pemain, yang menghidupkan semua kompetisi di lapangan, reformasi semacam itu tidak akan memiliki legitimasi,” kata Jonas Baer-Hoffmann, sekretaris jenderal FIFPro.