Jambi, Gatra.com - Sekretariat DPRD Provinsi Jambi akan membeli laptop untuk 55 anggota DPRD Provinsi Jambi. Anggota DPRD dan empat orang unsur pimpinan akan mendapat barang yang berbeda. Anggaran pengadaan senilai Rp1,5 miliar lebih ini bersumber dari dana APBD Provinsi Jambi 2021.
Data berhasil dihimpun Gatra.com, pengadaan dibagi menjadi dua metode pemilihan yaitu E-Purchasing dan untuk unsur pimpinan dengan metode pengadaan langsung.
Pengadaan dengan metode E-Purchasing, sebanyak 71 unit dianggarkan Rp1,393 miliar.Kemungkinan ini diperuntukan bagi 51 anggota dewan dan petugas di kantor DPRD.
Kemudian terdapat pengadaan laptop khusus untuk empat orang pimpinan dewan. Anggarannya sebesar Rp119 juta. Jadi, total seluruh pengadaan laptop di DPRD Provinsi Jambi itu sebanyak 75 unit. Jadwal kedua pelaksanaan kontrak pengerjaan dibuat hingga Desember 2021.
Meski tak disebutkan secara jelas merek dan speksifikasi dalam laman Rekapitulasi RUP (Rencana Umum Pengadaan) Nasional, namun informasi diperoleh di lapangan, laptop tersebut bermerek Axioo.
Berdasarkan pantauan di berbagai situs jual beli online, harga terendah merek ini hanya berkisar Rp3 jutaan dan harga tertinggi Rp13 jutaan. Bila dirincikan, berarti nilai satu unit laptop yang akan dibeli Sekretariat DPRD seharga Rp19 juta. Sedangkan laptop unsur pimpinan DPRD senilai Rp29 juta.
Pengadaan ini sekaligus memukul hati warga Jambi di kondisi sedang sulit sekarang. Rakyat kesulitan mencari makan, wakil rakyat justru sibuk menghambur-hamburkan uang rakyat.
Menurut warga, Basri, uang sebanyak itu sebaiknya untuk menopang perekonomian melalui modal usaha masyarakat yang terdampak pandemi. "Itu harus dibatalkan," tegas Basri.
Sementara itu, Ketua DPRD Provinsi Jambi, Edi Purwanto tidak membantah adanya pengadaan tersebut. Kata Edi, untuk lebih jelasnya bisa ditanyakan langsung ke Sekretaris DPRD Provinsi Jambi Emi Nopisah selaku Kuasa Pengguna Anggaran.
Edi bilang, DPRD telah merefocusing anggaran dewan Rp20 miliar lebih. "Saat ini semua rapat sering dilaksanakan secara virtual," kata Edi.
Pembelian laptop tersebut dianggapnya sangat berguna. Mendukung kinerja dewan dengan menghemat biaya fotokopi, yang menurut Edi nilainya juga sama, mencapai miliaran rupiah. "Serta tidak banyak sampah. Semua pembahasan cukup dibuat PDF. Lebih efektif dan efisien," ujar Edi, Rabu malam (22/9).