Jakarta, Gatra.com - Salah satu temuan Survei Vaksin Covid-19 Indonesia yang diinisiasi oleh Katadata Insight Center dan KawalCOVID-19 menunjukkan bahwa lebih banyak warga yang melakukan vaksinasi di sentra yang disediakan oleh pemerintah ketimbang fasilitas-fasilitas lainnya.
Sebanyak 32,8% responden survei menyatakan bahwa mereka melakukan vaksinasi di fasilitas yang diorganisasi oleh pemerintah. Persentase itu adalah angka tertinggi di dalam survei dan lebih besar dari mereka yang menyatakan divaksin di Puskesmas, yaitu 21,8%.
Setelah sentra pemerintah dan Puskesmas, di posisi ketiga terbesar terdapat sentra vaksinasi non-pemerintah (restoran, universitas, perusahaan swasta, dll) dengan persentase 17,2%.
Urutan itu kemudian disusul oleh rumah sakit (14,4%), perusahaan tempat peserta vaksinasi bekerja (9,2%), klinik swasta (2,0%), stasiun/bandara/terminal (0,7%), kantor polisi (0,5%), fasilitas militer (0,4%), dan lainnya (1,1%).
Pengamat kebijakan publik, Trubus Rahardiansyah, menilai bahwa ini merupakan pertanda bahwa kepercayaan (trust) publik terhadap pemerintah telah kembali meninggi.
“Ada kepercayaan yang tinggi terhadap pemerintah. Tingkat kepercayaann tumbuh dan di situlah vaksinasi berjalan,” ujar Trubus kepada Gatra.com melalui sambungan telepon pada Rabu, (22/9/2021).
Walau demikian, Trubus memandang bahwa gairah masyarakat untuk menyerbu fasilitas pemerintah tersebut lebih karena program vaksinasi nasional tersebut dilakukan secara gratis atau tanpa dipungut biaya. “Jadi, karena gratisnya itu [ada] animo masyarakat,” lanjut Trubus.
Lagi pula, menurut Trubus, ketidakpercayaan publik terhadap pemerintah selama pandemi Covid-19 melanda ini lebih disebabkan oleh faktor ekonomi. “Pemerintah, kan, menerapkan perpanjangan PPKM. Itu yang membuat sebagian masyarakat merasa keberatan,” tutur Trubus.