Sydney, Gatra.com - Menteri perdagangan Australia, Dan Tehan pada hari Rabu (22/9) mengatakan bahwa China harus mengakhiri pembekuan kontak dengan pihak Australia jika berharap ingin bergabung dalam pakta perdagangan trans-Pasifik.
Dikutip AFP, Rabu (22/9), Dan Tehan mengaitkan upaya China untuk bergabung dengan aliansi perdagangan 11 negara dengan langkah-langkah untuk meningkatkan hubungan bilateral, yang selama ini di titik terendah dalam beberapa dekade terakhir.
China secara resmi mendaftar untuk bergabung dengan Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP) minggu lalu, dan sedang melobi untuk mendapatkan dukungan konsensus dari anggota termasuk Australia.
Ini terjadi setelah perang wacana antara kedua negara, terkait sanksi terhadap barang-barang Australia dan pembekuan selama berbulan-bulan pada kontak pemerintah.
"Ketika saya menjadi menteri perdagangan, saya menulis surat kepada mitra China saya pada bulan Januari untuk menjelaskan bagaimana kita dapat bekerja sama lebih erat. Saya masih menunggu jawaban," kata Tehan dalam pidato Senin.
"Salah satu hal terpenting dalam menegosiasikan proses aksesi negara mana pun ke dalam CPTPP adalah Anda harus bisa duduk di tingkat menteri, menatap mata mitra ekonomi Anda, dan berbicara tentang proses aksesi itu," katanya.
Tehan juga mengindikasikan bahwa China harus menyelesaikan perselisihan di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yang berasal dari serangkaian sanksi politik terhadap impor Australia.
"Semua pihak ingin yakin bahwa setiap anggota baru akan memenuhi, menerapkan dan mematuhi standar tinggi dari perjanjian serta komitmen WTO mereka dan perjanjian perdagangan yang ada," katanya.
"Adalah kepentingan semua orang bahwa setiap orang bermain sesuai aturan," ujarnya.
Australia bulan ini meminta WTO untuk memutuskan pengenaan tarif China pada ekspor anggur Australia, setelah konsultasi awal gagal menyelesaikan perselisihan tersebut.
Menurut perhitungan industri, penjualan anggur Australia ke China anjlok dari lebih dari A$1 miliar (US$840 juta) setelah Beijing memberlakukan tarif.
Australia juga menantang tarif China atas jelai di WTO dan telah menolak sanksi atas serangkaian barang lain, yang mana Canberra gambarkan sebagai "paksaan ekonomi".
Langkah-langkah tersebut secara luas dilihat di Australia sebagai ‘hukuman’ karena sikap Beijing menolak untuk memaksakan pengaruh di Australia, menolak investasi China di daerah-daerah sensitif dan secara terbuka menyerukan penyelidikan tentang asal-usul pandemi virus corona.
Namun kedutaan besar China di Australia bulan ini melobi Canberra untuk dapat bergabung dengan CPTPP. Dan berharap aksesi China akan menguntungkan semua anggota CPTPP dan seluruh dunia.
Kerja sama yang ditandatangani 11 negara Asia-Pasifik pada tahun 2018, membentuk kemitraan yang merupakan pakta perdagangan bebas terbesar di kawasan ini dan menyumbang sekitar 13,5 persen dari ekonomi global.