Pati, Gatra.com - Tak hanya puas mementaskan kisah Roro Mendut di atas panggung teater, Teater Minatani pun menggarap cerita rakyat Kabupaten Pati, Jawa Tengah itu menjadi sebuah film.
Ketua Teater Minatani Pati, Siwi Agustina mengatakan, persoalan yang muncul dalam cerita Roro Mendut bukanlah sebatas percintaan belaka. Namun ada tekad yang kuat dari seorang perempuan untuk mempertahankan kehormatannya.
"Proses penggarapan cerita rakyat Pati seperti ini memang terbilang cukup jarang dilakukan, bahkan oleh warga Pati sendiri. Semoga dengan adanya film ini generasi muda tidak lupa akan budaya tutur yang secara turun-temurun dikisahkan," ujarnya, Selasa (21/9).
Film berjudul Bara ini menceritakan tentang Roro Mendut. Berkisah bagaimana perjuangan Roro Mendut sebagai boyongan perang Mataram untuk menghindar dari pernikahan dengan Tumenggung Wiraguna. Baginya, pernikahan dengan Wiraguna merupakan penghianatan bagi dirinya, maupun kadipaten tempatnya berasal.
Di situ, Roro Mendut memilih melawan meski bersiap dijerat dengan pajak yang tinggi. Syarat itu diberikan ke Wiraguna agar Mendut terdesak. Meski begitu, sebagai seorang perempuan yang memiliki aliran darah leluhur yang tak gampang menyerah, Mendut malah memilih berjualan rokok.
"Hal itu tentu membuat Wiraguna geram. Terlebih mengetahui jika Mendut memilih untuk menambatkan hatinya pada Pronocitro, penjaga kuda dari Tumenggung Wiraguna itu sendiri," imbuh Siwi.
Skenario film ini, disebutnya ditulis oleh Beni Dewa dan Lacahya yang berasal dari naskah teater kemudian diadaptasi ke film. Untuk sutradaranya juga Beni Dewa dengan dibantu pengarah sinematografy Pendi Subarong serta Kameraman Yovie Young.
"Kami juga berterimakasih kepada pak Mogol yang merupakan pemain senior sekaligus pengampu kelompok ketoprak di Pati bersedia menjadi pengarah produksi serta sejumlah pihak lain yang telah membantu," ungkapnya.
Kerennya lagi, dalam produksi fim Bara mengimplementasikan protokol kesehatan (Prokes) ketat. Bahkan semua crew dan pemain semua telah mengikuti program vaksinasi dan juga tes swab.
"Film ini memadukan konsep tradisi, dan teater yang dituangkan dengan sentuhan sinematografi. Seperti memunculkan seni tari maupun bela diri. Memang cukup banyak tantangan dalam penggarapan film dengan latar kerajaan, tapi itu yang buat kami semangat," terangnya.