Jakarta, Gatra.com - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim tak bosan-bosannya mengingatkan dampak buruk jika Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas tidak segera dilaksanakan.
Nadiem menyebut, dampak jika PTM tidak segera dikejar dan pembelajaran jarak jauh (PJJ) terus dilakukan, yang terjadi adalah adanya berdampak negatif dan permanen yang bisa menyebabkan anak-anak Indonesia sulit mengejar ketertinggalan.
"Dampak tersebut antara lain dilihat dari aspek putus sekolah, penurunan capaian pembelajaran, dan kesehatan mental serta psikis anak-anak, di mana semuanya bisa menjadi risiko yang lebih besar," kata Nadiem dalam keterangnnya saat meninjau Vaksinasi Di Lingkungan Sekolah Di Jambi, Selasa (21/9).
Oleh karenanya, Nadiem menyampaikan permohonan kepada pemerintah daerah untuk bisa menerapkan PTM terbatas sesuai dengan SKB Empat Menteri, sebagai langkah menyelamatkan para anak-anak didik dari learning loss.
"Sesuai Instruksi Mendagri, vaksinasi PTK bukan syarat PTM terbatas. Sekolah yang berada di wilayah PPKM level 1 sampai 3, dapat melakukan PTM terbatas, terutama jika PTK di sekolah tersebut sudah divaksinasi," jelasnya.
Meski Begitu, Nadiem tetap mengingatkan bahwa orang tua atau wali tetap berhak menjadi penentu metode pembelajaran terbaik bagi anak. Guna memantapkan keputusan orang tua tersebut, Mendikbudristek memastikan pemerintah terus mengupayakan vaksinasi bagi pelajar usia 12 tahun ke atas, meskipun vaksinasi pelajar juga bukanlah syarat PTM terbatas.
"Minggu lalu, saya dan Pak Menkes telah mengumpulkan seluruh kepala dinas kesehatan dan dinas pendidikan seluruh Indonesia. Di dalam pertemuan tersebut pemerintah pusat terus mendorong pemerintah daerah untuk mempercepat penuntasan vaksinasi PTK serta mendukung pelaksanaan PTM terbatas," pungkasnya.