Tegal, Gatra.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Tegal, Jawa Tengah segera mengoperasionalkan laboratorium polymerase chain reaction (PCR) untuk pemeriksaan swab. Pengoperasionalan laboratorium ini untuk mengantisipasi gelombang ketiga Covid-19.
Laboratorium PCR dengan anggaran Rp5 miliar tersebut berada di RSUD Kardinah. Setelah tuntas dibangun dan alat PCR-nya tersedia, laboratorium itu dilakukan visitasi oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Selasa (21/9).
Plt Direktur RSUD Kardinah Agus Dwi S mengatakan, meski kasus Covid-19 sudah mulai melandai, potensi terjadinya gelombang ketiga tetap diantisipasi, salah satunya dengan pengoperasionalan laboratorium PCR.
"Kita belajar dari siklus Covid-19 yang pertama tahun 2020, yang melandai awal tahun 2021. Kita tidak menyiapkan apa yang belum dimiliki untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, tiba-tiba pada bulan Juni dan Juli meningkat, kita tidak punya alat PCR sehingga kita kewalahan pada saat itu. Nah makanya setelah ini sudah mulai mereda, kita siapkan ini, siapa tahu muncul siklus yang ketiga," ujar Agus di sela visitasi.
Menurut Agus, pengoperasionalan laboratorium PCR tersebut menunggu hasil visitasi dan izin dari Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Jika sudah dioperasionalkan, laboratorium akan langsung terkoneksi dengan pusat data Covid-19 Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
"Jadi nanti semua orang yang lakukan pemeriksaan di laboratorium PCR di RSUD Kardinah datanya langsung nge-link ke semua," ujar Agus.
Agus mengatakan, laboratorium PCR tersebut nantinya tidak hanya untuk melakukan pemeriksaan swab pasien yang dirawat di rumah sakit dan hasil tracing kontak erat, tetapi juga melayani pemeriksaan swab masyarakat umum yang membutuhkan hasil tes PCR. Pelayanan itu antara lain dilakukan dengan sistem drive thru.
"Bagi masyarakat yang sakit di rawat di rumah sakit kan pemerintah menjamin seluruh pembiayaan, nanti dibayari oleh pemerintah. Tapi bagi yang sehat, untuk keperluan perjalanan, nanti biaya ikut ketentuan pemerintah. Biayanya Rp450 ribu," jelasnya.
Agus menyebut, hasil pemeriksaan swab tersebut nantinya bisa diketahui paling cepat empat jam. Adapun kapasitas pemeriksaannya bisa mencapai 95 sampel dalam sekali pemeriksaan.
"Kapasitas per harinya belum tahu, tapi bisa banyak. Ini juga tidak hanya untuk Covid-19, tapi juga memberikan pelayanan yang lain. Bisa untuk hepatitis, flu burung dan bisa juga untuk pelayanan-pelayanan lain, tinggal kita kembangkan," kata Agus.