Banyumas, Gatra.com – Wakil Bupati (Wabup) Banyumas, Sadewo Tri Lastiono, panen raya perdana kedelai varietas Grobogan di lahan yang dikelola Kelompok Tani Sri Kartika Tani, Desa Pasinggangan, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin (20/9). Secara total, kedelai ditanam di lahan seluas 1.218 hektare di Banyumas.
Wabup Sadewo menjelaskan, di lahan Kelompok Tani Sri Kartika ditanam kedelai seluas 25 hektare. Selain itu, Kementerian Pertanian (Kementan) juga memberikan bantuan sarana produksi (saprodi) lain, seperti pupuk dan pestisida.
"Memang komoditas kedelai kurang diminati oleh petani karena lebih memilih padi dan jagung. Namun jika terbukti kedelai lebih menghasilkan, saya kira teman-teman petani akan tertarik. Apabila hasilnya bagus agar membuat paguyuban atau koperasi sehingga bisa berinteraksi langsung dengan pengrajin tempe maupun tahu tanpa melalui tengkulak, sehingga harga dapat terjaga,” ujarnya, melalui keterangan pada Senin malam (20/9).
Dia mengapresiasi para petani yang telah merespons program pemerintah untuk meningkatkan produksi kedelai lokal. Menurutnya, prospek dan peluang sangat terbuka dan menjanjikan mengingat Banyumas sebagai kota yang identik dengan tempe mendoannya.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyumas, Jaka Budi Santosa, menyampaikan, pada tahun 2021 ini, lahan yang ditanami kedelai di Kabupaten Banyumas mencapai 1.218 ha.
"[Sejumlah] 1.075 ha lahan mendapatkan bantuan saprodi berupa benih 50 kg, pupuk NPK 50 kg, rizobium 250 gram, pestisida 4 liter, dan pupuk hayati 2 liter perhektare lahan, sementara lahan swadaya ada 143 ha," ucap dia.
Jaka menambahkan bahwa produksi kedelai per hektare antara 1,5 hingga 1,8 ton. "Harga saat ini kisaran Rp9.000 hingga Rp9.500. Bahkan di Kebasen mencapai Rp10 ribu. Artinya, dengan umur 75 hari petani lebih diuntungkan," katanya.
Jaka berharap benih kedelai dan saprodi ini dapat membantu para petani untuk membudidayakan kedelai. Harapannya, ke depan penanaman kedelai dapat dilanjutkan walau bukan dari saprodi bantuan.
Sementara itu, Kepala Desa Pasinggangan, Aris Sugiono, mengatakan, Desa Pasinggangan mendapatkan bantuan saprodi untuk 55 ha lahan. Adapun lahan yang dikelola oleh Kelompok Tani Sri Kartika Tani sebenarnya 25 ha sedangkan sisanya untuk 2 kelompok tani lainnya.