Brussels, Gatra.com- Prancis diperlakukan dengan cara yang "tidak dapat diterima" ketika Australia, Inggris, dan Amerika Serikat merundingkan pakta pertahanan yang membatalkan kontraknya untuk memasok kapal selam ke Canberra, kata kepala Uni Eropa, Ursula von der Leyen, Senin, 20/09. Demikian AFP.
"Ada banyak pertanyaan terbuka yang harus dijawab," kata von der Leyen kepada CNN, menurut kutipan video wawancaranya di Twitter. "Salah satu negara anggota kami telah diperlakukan dengan cara yang tidak dapat diterima," tegasnya.
Von der Leyen, presiden Komisi Eropa, mengatakan Brussels ingin "mengklarifikasi" apa yang terjadi "sebelum Anda melanjutkan bisnis seperti biasa". Wawancara lengkapnya akan disiarkan Senin nanti (selasa ini).
Prancis bereaksi dengan kemarahan pekan lalu ketika tiga sekutu berbahasa Inggris itu membentuk pakta AUSUK, yang akan membuat Washington memasok Australia dengan kapal selam bertenaga nuklir.
Ini menghancurkan kesepakatan lama bahwa Prancis akan memasok kapal bertenaga diesel, untuk dirakit di galangan kapal Australia, dalam kesepakatan multi-miliar dolar.
Paris telah memanggil duta besarnya dari Canberra dan Washington untuk berkonsultasi, dan para menteri luar negeri Uni Eropa telah menambahkan masalah tersebut ke pertemuan mereka Senin malam di New York, menjelang Sidang Umum PBB.
Di Brussel, para diplomat mengatakan bahwa serikat pekerja yang beranggotakan 27 negara itu secara luas berada di belakang Prancis dalam ketidaksepakatannya, tetapi sejauh ini mereka tidak secara terbuka mendukung komentar paling agresif Prancis.
Menteri Luar Negeri Jean-Yves Le Drian mengatakan Prancis "ditusuk dari belakang" oleh pakta tersebut, dan menteri urusan Eropa Clement Beaune telah menyarankan hal itu dapat menggagalkan pembicaraan perdagangan UE-Australia.