Jepara, Gatra.com - Kurma pada umumnya banyak kita temukan di kawasa timur tengah dengan iklim yang panas dan lahan berpasir. Namun dewasa ini telah banyak dikembangkan budidaya kurma di kawasan tropis, termasuk Indonesia.
Berkiblat pada hal tersebut, Bidang Litbang Bappeda Kabupaten Jepara, Jawa Tengah berupaya untuk mengembangkan adanya budidaya kurma. Utamanya di kabupaten berjuluk Kota Ukir dengan bekerjasama dengan Agro Forestry Kurma Pati, Litbang Bappeda Jepara melaksanakan Pelatihan Budidaya Kurma.
Kabid Litbang Bappeda Jepara, Elly Widiyastuti mengatakan, akan muncul pembudidaya-pembudidaya kurma yang berasal dari Bumi Kartini. Saat ini saja, disebutnya sudah ada kebun percontohan di Desa Clering, Kecamatan Donorojo. "Luasnya 8. 000 meter persegi," ujarnya, Senin (20/9).
Pelatih Budidaya Kurma, Sudarsono Jayadi membeberkan, jika kurma bukanlah tanaman endemik atau tanaman lokal yang hanya bisa hidup dan tumbuh di suatu wilayah saja.
"Kurma adalah tanaman global yang bisa hidup dan tumbuh di seluruh dunia. Baik pada iklim panas, tropis, kawasan pantai maupun pegunungan. Termausk di Jepara," jelasnya.
Menurut Jayadi, kurma memiliki empat keunggulan saat dikembangkan, yaitu pangan, lingkungan, energi dan ekonomi tinggi. Dari sisi sumber pangan, kurma menjadi salah satu sumber pangan terbaik dengan kandungan karbohidrat dan glukosa yang baik untuk tubuh manusia.
Selain itu, buah kurma juga mampu bertahan cukup lama tanpa proses penyimpanan yang rumit. Bahkan nilai ekonomi kurma pun masih cukup tinggi disaat stok melimpah.
"Dari sisi konservasi lingkungan, tanaman kurma dapat menjadi penahan dan air di saat musim penghujan dan menjaga ketersiaan air disaat musim penghujan. Sehingga kelestarian lingkungan dapat terjaga," terang Jayadi.