Karanganyar, Gatra.com - Pembelajaran tatap muka (PTM) bagi peserta didik di sekolah perlu dibarengi studi penularan Covid-19 bagi kalangan usia dini. Setelah didapatkan pola paling aman menyelenggarakan pendidikan, maka perluasan PTM bisa dilakukan.
Hal itu disampaikan Bupati Karanganyar, Juliyatmono kepada wartawan saat ditanya evaluasi PTM di pekan pertama perberlakuannya secara terbatas, Senin (20/9).
"Apapun level PPKM, PTM terus didorong agar bisa dilakukan. Saat levelnya menurun, bisa diperluas. Namun bukan itu saja yang penting. Juga harus mengetahui bagaimana Covid-19 menular di kalangan anak-anak," kata Bupati Karanganyar, Juliyatmono.
PTM terbatas dimulai pada 13 September 2021 di level sekolah dasar. Untuk SMP, PTM terbatas diselenggarakan semua sekolah dan lima sekolah level SD di tiap kecamatan.
Studi tentang penularan Covid-19 di kalangan peserta didik usia sekolah dasar bertujuan memudahkan manajemen sekolah mengenali ciri-cirinya dan mencegahnya merebak.
Juliyatmono mengatakan, setelah PPKM level terendah dicapai Karanganyar, Pemkab tak ragu memperluas PTM. Adapun perluasannya berupa penambahan jumlah rombel peserta didik di ruang PTM.
"Selama ini masih 30 persen dan 40 persen. Ke depan jika sudah lebih kondusif, ditambah sampai 50 persen," katanya.
Sementara itu MAN 1 Karanganyar melakukan vaksinasi Covid-19 bagi 1.308 peserta didik pada dua hari, Senin-Selasa (20-21/9). Rencananya, PTM di sekolah madrasah ini dimulai Kamis (23/9).
Kepala MAN 1 Karanganyar, Lanjar Utami mengatakan jumlah peserta didik akan terus ditingkatkan usai dua pekan tahap pertama PTM.
"Rencana sebelum November, semua peserta didik sudah merasakan PTM. Sehingga pada saat ujian akhir semester semua sudah bisa menerima bekal pelajaran untuk ujian," katanya.
Pada PTM kali ini, siswa mengikuti dua jam pelajaran dengan menggunakan kurikulum darurat. Karena semua syarat PTM memang harus melampirkan izin dari orang tua, maka semua harus dipenuhi. Ia mengatakan orangtua dari 1.308 siswa sudah siap mendukung PTM.