Banyumas, Gatra.com – Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Kedokteran Digital Terintegrasi (Predigti) dr. Agus Ujianto SpB menegaskan digitalisasi dalam dunia kedokteran harus humanis, tetap mengedepankan sisi kemanusiaan meskipun dibantu dengan alat kedokteran secanggih apapun.
"Alat kedokteran sebagai alat bantu saja, maka dokter tetap harus humani. Semua tekhnologi dibuat membantu diagnosa dokter, serta membantu pasien berikut mutu presisinya. Jadi keduanya digabung untuk mempertajam diagnosa," kata Agus, di Banjarnegara, Minggu (19/9).
Bagi Agus, teknologi itu harus berorientasi kemanusiaan, teknologi alat kedokteran itu dibuat untuk membantu dokter saja. "Presisi hasil teknologi itu membantu diagnosa dokter. Manusia itu bukan benda," ujarnya mengkritisi soal tegaknya diagnosa kedokteran.
Ia tidak menginginkan dokter dokter di Indonesia terjebak pada kondisi dimana manusia atau pasien dijadikan hanya sebagai objek seolah benda di dalam kedokteran. "Mari memanusiakan manusia, bukan manusia sebagai benda," ucap Agus yang juga Direktur RDMSI Banjarnegara ini.
Almumnus Fakultas Kedokteran Unissula ini juga menyinggung terkait extension technology termasuk di dalamnya kedokteran digital merupakan usaha kemanusiaan itu sendiri untuk lebih meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan, asal manusia itu sendiri juga memahami tekhnologi yang dia buat.
"Manusia itu bukan Tuhan dan tidak boleh menuhankan diri, jadi meski sudah memiliki tekhnologi tinggi, kita tidak boleh lupa kalau obyek kesehatan saat ini adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan. Maka humanity harus menjadi dasar pemakaian teknologi itu sendiri termasuk kedokteran digital. Sebab itulah Predigti hadir agar kegelisahan lintas generasi kedokteran beserta norma etik dan hukumnya terjaga sesuai kenormatifan adaptif di dunia ini," jelasnya.