Natuna, Gatra.com - Setelah video konvoi Armada Perang China di Laut Natuna Utara viral beberapa waktu lalu, Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) I, Laksamana Muda TNI Arsyad Abdullah, melakukan patroli udara guna memastikan kehadiran unsur TNI AL di Laut Teritorial Indonesia, Jumat (17/9).
Jendral Bintang Dua itu juga menegaskan, tugas TNI AL berdasarkan pasal 9 UU Nomor 34 tahun 2004 tentang TNI, atas dasar tersebut, TNI AL dalam hal ini Koarmada I melaksanakan tugas mengamankan perairan Laut Natuna Utara, dengan menggelar operasi Siaga Segara 21.
Dalam mengamankan Laut Natuna Utara, kata Arsyad, kehadiran KRI selalu ada 1 X 24 jam, oleh karena itu TNI AL mengerahkan sampai dengan 5 KRI secara bergantian. Setiap oprasi ada 3 atau 4 KRI berada di laut, sementara lainnya melaksanakan bekal ulang, sehingga dapat memantau kapal-kapal yang kemungkinan memasuki perairan yurisdiksi Indonesia.
Selain KRI, Operasi di Laut Natuna Utara juga melibatkan pesawat udara TNI AL untuk melakukan patroli udara maritim secara rutin di wilayah tersebut, seperti yang kita lakukan hari ini. Dari hasil patroli udara hari ini, saya meyakinkan bahwa unsur TNI AL dalam hal ini 4 KRI berada di Laut Natuna utara untuk menjaga keamanan laut dan memberikan rasa aman bagi para pengguna laut khususnya nelayan kita, ungkapnya
Lebih lanjut, Arsyad menerangkan, selama melakukan patroli udara tadi tidak melihat adanya kapal perang ataupun coast guard negara asing, demikian pula dengan kapal ikan asing (KIA). Hanya ada beberpa kontak yang ditemui, selain kapal perang (KRI) dan hanya ada kapal nelayan lokal (KII) dan beberapa kapal niaga jenis tangker dan kontainer yang sedang melintas di ZEEI.
"Hanya ada 4 Kapal yang terlihat sedang melintas di Perairan Internasional karena ZEE adalah perairan internasional dimana merupakan hak lintas damai dari negara-negara yang akan melintas di perairan tersebut," katanya, dalam keterangan tertulis, Jumat (17/9).
Terkait video viral tersebut, Pangkoarmada I memberikan tanggapan bahwa itu bisa saja terjadi, karena diatas ZEE I tersebut juga ada hak pelayaran internasional atau freedom of navigation, dimana semua negara memiliki hak lintas damai disana. Ada dua kemungkinan kapal perang yang viral dalam video tersebut, mungkin sedang melakukan hak lintas damai atau sedang melintas di Laut Natuna Utara.
Terpisah, Ketua Aliansi Nelayan Natuna Henry mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi langkah dan tindakan yang dilakukan oleh pihak keamanan. Hanya saja, sejumlah kapal asing tersebut bergerak dan tidak sedang berlabuh. Sejumlah kapal militer asing selalu terlihat melintas berlahan dengan rute yang sama.
"Dua hari setelah kejadian baru dilakukan patroli, ya pasti tidak ada lagi kapal asing tersebut. Mereka terus bergerak dan mengulangi rute yang sama setiap kali melintas. Apalagi kegaduhan informasi ini pasti juga diketahui oleh kapal asing, yang jelas kami disini masih bimbang dengan keberadaan kapal militar asing tersebut," tuturnya.