Jakarta, Gatra.com– Ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua tinggal menghitung hari. Pemerintah dan panitia penyelenggara mengklaim segala persiapan mulai dari sarana prasarana hingga perlengkapan pertandingan selesai sesuai target dan tinggal memasuki tahap penyempurnaan.
“Insya Allah selesai untuk sarana prasarana. Segala masukan nanti akan kita perdetail dan kita upayakan untuk coba nanti kita akomodasi,” ujar Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy saat Rapat Persiapan Penyelenggaraan PON XX Papua secara daring, Jumat (17/9).
Seraya mendengar laporan dan masukan dari sejumlah pihak, Menko PMK mengingatkan panitia penyelenggara maupun Dinas Kesehatan Papua untuk memperhatikan kesiapan layanan kesehatan. Bukan hanya dalam hal pencegahan dan penanganan Covid-19, tetapi juga penyakit lain seperti malaria.
“Jangan cuma Covid-19 nya saja, tapi Papua ini saya lihat juga masih rentan untuk penyakit-penyakit lain terutama Malaria. Jadi tolong ini juga agar diperhatikan kesiapan layanan kesehatannya,” tutur Muhadjir.
Pada kesempatan tersebut, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Menteri PUPR) Basuki Hadimuljono mengungkapkan dari berbagai laporan yang diterima termasuk dari hasil kunjungan kerja sejumlah menteri bahwasanya persiapan untuk sarana prasarana masih ada beberapa yang perlu disempurnakan.
Ia menyebut, misalnya, untuk lapangan tembak perlu diperbaiki tanggul pengaman di belakang guna mencegah agar peluru tidak berbalik. Kata Basuki, hal itu sudah ditangani dengan segera dan sudah ditambah 5.000 karung untuk penahan. “Saya kira apa yang direkomendasikan terkait kesiapan untuk sarpras yang krusial itu sudah dilakukan penanganan,” timpalnya.
Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Seskemenpora) Gatot S Dewa Broto menyampaikan saat ini atau tepatnya 15 hari menuju pembukaan dan 5 hari menuju pertandingan pertama untuk ajang PON XX Papua, sudah ada sebagian kontigen yang datang.
“Sebagian kontingen sudah ada yang datang. Sebagian cabor juga sudah ada yang datang, baik untuk pembinaan pelatihan atau untuk penyesuaian medan,” terangnya.
Namun demikian, menurut Gatot, keberhasilan PON sangat tergantung pada kepatuhan protokol kesehatan. Para atlet sebelum berangkat ke Papua sudah dikarantina di daerah asal, baik per-cabor maupun per-kontingen, kemudian dilakukan tes PCR dan setiba di Papua akan kembali di-screening. Untuk itu, PB PON beserta jajaran kesehatan telah siap apabila diperlukan tindak lanjut kesehatan.
Pada lain sisi, Pemerintah, KONI Pusat, dan PB PON sudah mengantisipasi kemungkinan dihadirkan penonton. Untuk upacara pembukaan disarankan maksimum kehadiran 25% terdiri dari undangan, petugas, atlet, termasuk penonton atau dari 40 ribu sekitar 10 ribu yang disarankan.
“Untuk pelaksanaannya, kita akan pakai rujukan PPKM Level 3. Kami menyarankan untuk lapangan terbuka bisa dihadirkan maksimum 20% termasuk pengamanan, unsur official, atlet, dan penonton. Untuk di ruang tertutup disarankan yang hadir 10% sehingga tidak melanggar aturan prokes,” tandasnya.
Pada rapat persiapan tersebut, turut hadir Panwasrah PON XX Suwarno, Ketua KONI Pusat Marciano Norman, jajaran Kemenpora dan KemenPUPR, Perbakin, PB PRUI, serta perwakilan beberapa cabor.