Solo, Gatra.com – Tiap tahun jumlah sekuritas di Kota Solo bertambah. Hal ini pun menjadi pemicu makin banyak sekuritas yang masuk ke wilayah Solo Raya.
”Solo ini jumlah investornya tidak banyak, tapi nilai transaksinya tinggi,” kata Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jawa Tengah II M Wira Adibrata saat ditemui di Solo, Jumat (17/9).
Saat ini ada 22 sekuritas yang memiliki cabang atau perusahaan di wilayah Solo Raya. Tiap tahun paling tidak bertambah satu perusahaan sekuritas baru.
”Pemicunya ya memang karena di Solo ini nilai transaksinya tinggi. Makanya mereka berminat untuk masuk ke Solo,” katanya.
Merujuk data investasi di bulan Agustus saja, nilai transaksi di Solo mencapai Rp1,5 triliun, disusul Sukoharjo dengan Rp827 miliar dan Karanganyar Rp483 miliar. Urutan selanjutnya ada Klaten dengan Rp385 miliar, Wonogiri Rp200 miliar, Sragen Rp156 miliar, dan terakhir Boyolali dengan Rp145 miliar.
”Tapi kalau melihat Solo sendiri, dengan rekening aktif hanya 18 ribu orang, nilai transaksinya sangat besar. Apalagi jika melihat perbandingan jumlah penduduk di Kota Solo, pemegang rekening aktif tidak sampai 1 persennya,” jelasnya.
Pandemi Covid-19 juga berpengaruh pada peningkatan investasi. Banyak orang mengurangi aktivitasnya, sehingga memicu mereka untuk menginvestasikan uangnya. Terbukti, tiap bulan ada penambahan jumlah investor baru dari Solo Raya.
”Tercatat pada bulan Agustus ini ada penambahan 2.360 investor. Sehingga saat ini total investor kita mencapai 60.542 orang,” katanya.
Banyak pula investor baru yang berasal dari kalangan muda, khususnya mahasiswa. Biasanya mereka berinvestasi untuk mengisi waktu luang karena aktivitas perkuliahan di kampus ditiadakan.
”Rata-rata mereka memang dari keluarga mapan. Biasanya mereka sudah tertarik dulu dengan pasar modal dan akhirnya mereka didukung oleh orang tuanya untuk berinvestasi,” ucapnya.