Jakarta, Gatra.com - Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Rumah Sakit (RS) Medika Permata Hijau dr. Ezra Ebenezer Soleman membeberkan kriteria-kriteria orang yang mempunyai gangguan jiwa.
Menurutnya, seorang yang memiliki gangguan jiwa dapat mengalami beberapa perubahan. Seperti perubahan pada pola perilaku, pikiran, perasaan dan pembicaraan. Dalam hal perubahan dari pola perilaku misalnya, seseorang yang tadinya cuek namun kini sangat berhati-hati dan mengatur perilakunya.
"Atau yang tadi orangnya bersosialisasi, ngobrol, santai, bisa memulai pembicaraan, ini jadi kaku, jadi pendiem. Atau yang tadinya biasa aja, sekarang menghindari orang lain dan sebagainya," sambung Ezra, via Zoom dalam webinar awam bertajuk "Mengenal Tanda-Tanda Resiko Bunuh Diri" pada Kamis, (16/9).
Kemudian jika pada perubahan pembicaraan, ujarnya, contohnya ada seseorang yang tadinya bersifat pendiam tapi malah menjadi berbicara melulu atau sebaliknya. Atau tadinya orangnya biasa-biasa saja namun sekarang tidak mau berbicara misalnya.
"Dari perilaku dan pembicaraan itulah kita bisa mengobservasi kira-kira arah pikiran dan perasaannya sudah berubah," kata Ezra.
Lanjutnya, adapun perubahan pola pikiran dan perasaan terkait kriteria gangguan jiwa ini. Di mana perubahan-perubahan tersebut dapat berdampak seperti membuat orang itu menderita atau terganggu dalam kehidupannya sehari-hari.
"Makannya menjadi enggak mau makan atau terlalu banyak makan, tidurnya jadi enggak bisa tidur atau terlalu banyak tidur atau mimpi buruk, gangguan tidur yang lain. Atau dalam hubungan seksual jadi bermasalah atau dalam kehidupan daily activity yang lain juga terganggu. Dan atau akhirnya menganggu fungsi dia dalam bekerja ataupun sekolah, misalnya jadi salah terus, ceroboh terus dan sebagainya," urai Ezra.
"Kemudian apalagi? Akhirnya, dampak berikutnya, tentu saja pasti ke hubungan sosial. Entah orang lain jadi tidak nyaman karna emosi orang tersebut gampang irritable gitu ya, jadi orang menjauhinya atau orang jadi marah balik ke dia. Atau dianya malah menjauhi orang lain karena gejala pikiran yang dia alami," tambah psikiater itu.