Kendal, Gatra.com- Praktik jual beli jabatan disinyalir sudah terjadi menahun di Kabupaten Kendal, bahkan sudah menjadi tradisi. Terkait hal itu, Bupati Kendal Dico Ganinduto mengaku mendapatkan banyak sekali aduan dari masyarakat baik melalui kanal chat pribadinya di #dicomendengar, dm instagram maupun laman facebooknya.
Terobosan baru dilakukan Dico untuk merubah tradisi jual beli jabatan. Seperti dilakukannya pelantikan ratusan pejabat eselon III dan IV di tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Darupono beberapa waktu silam. Pengangkatan pejabat tersebut, merupakan gaya baru di bawah kepemimpinan Bupati Kendal dan dilakukannya tanpa adanya jual beli jabatan.
"Banyak. Banyak sekali yang mengirimkan aduan terkait praktik jual beli jabatan. Ada yang cerita suaminya tidak kunjung dipromosikan karena tidak mampu membayar dan lain sebagainya. Saya tidak mau di masa pemerintahan saya terjadi hal yang seperti itu," kata Dico, Rabu (15/9).
Bahkan Dico mengungkapkan, beberapa ASN di lingkungan Pemkab Kendal juga sempat membeberkan cerita-cerita pilu mereka stagnan bertahun-tahun di jabatan lama walaupun secara kompetensi, kinerja dan pengalaman sangat menunjang untuk dipromosikan.
Saya itu sedih, dulu di sini (Pemkab Kendal, red) untuk bisa naik ke posisi yang lebih tinggi harus punya uang untuk bayar ke makelar jabatan. Saya pernah ditawari naik tapi harus bayar Rp 30 juta. Lha wong saya nggak punya uang, ungkap Dico yang menceritakan kembali curhatan seorang ASN kepadanya.
Lanjut Dico, bahwa ASN Kendal yang telah menceritakan kisah pilunya akan karirnya itu selama ini telah mengabdi 18 tahun. Bahkan ASN tersebut juga pernah ikut tes talent pool. Dari pengakuan ASN tersebut yang lulus tes itu bisa naik jabatan. Ironisnya dalam tes talent pool nilai ASN tersebut merupakan salah satu yang paling tinggi, namun tidak kunjung naik jabatan. "Yang naik malah yang nggak ikut tes. Kan lucu. Seperti buat formalitas saja tes itu," tandas Dico kembali menceritakan apa yang jadi curhatan ASN tersebut.
Menurut Dico potret carut marut seleksi jabatan seperti itu yang ingin ia hapuskan di masa kepemerintahannya. Bupati tak segan untuk menyikat habis siapapun yang terindikasi menjadi makelar jabatan. Ia pun memastikan, tidak ada jual beli jabatan pada pelantikan eselon III dan IV kemarin. Hal itu dapat ditanyakan kepada ASN di lingkungan Pemkab Kendal.
"Banyak yang datang ke saya berterimakasih karena telah dipromosikan. Mereka benar-benar kaget karena tidak ada informasi apapun sebelumnya, apalagi yang menawari untuk bayar sekian juta. Saya harap praktik pemerintahan yang bebas KKN ini bisa terus menjadi budaya di Kabupaten Kendal seterusnya," ujarnya.