Karanganyar, Gatra.com - Kasus kematian bayi di masa Pandemi Covid-19 mengalami kenaikan. Sebagian diantaranya akibat terpapar Covid-19.
Dalam rapat koordinasi lintas program perihal upaya penurunan kematian ibu dan anak di ruang podang I terungkap 120 kasus kematian bayi di Kabupaten Karanganyar terhitung 1 Januari-1 September 2021.
Penyebabnya bervariasi, namun mayoritas BBLR atau bobot bayi yang lahir kurang dari 2,5 kilogram serta kasus kongenital atau kelainan bawaan saat ada di kandungan.
Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar menemukan pula belasan diantaranya terpapar Covid-19. Dibandingkan tahun sebelumnya, kasus di 2021 termasuk tinggi.
Pembandingnya angka kematian bayi (AKB) pada 2020 hingga Oktober sebanyak 152 kasus, tahun 2019 sebanyak 56 kasus dan tahun 2018 sebanyak 61 kasus.
"Peningkatan AKB di Karanganyar juga terjadi di seluruh Jateng. Pandemi sangat mempengaruhi kesehatan para ibu dan janinnya," kata Kepala DKK Karanganyar, Purwati di forum tersebut, Rabu (15/9).
DKK Karanganyar terus berusaha menekan AKB melalui berbagai program, seperti persalinan dibantu dokter dan perbaikan gizi ibu hamil. Saat ini, ibu hamil disarankan menjalani Vaksinasi Covid-19.
Purwati mengatakan vaksinasi bagi kalangan tersebut mencapai 70 persen. DKK telah menyiapkan 16 puskesmas dan 1 Rumah Sakit untuk fokus menurunkan angka kematian bayi.
“Kita akan mengawal percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi. Sosialisasi akan terus ditingkatkan untuk kematian ibu dan anak. Sebab, Karanganyar akan menjadi lokus untuk penurunan kejadiannya," katanya.
Sementara Bupati Karanganyar Juliyatmono mengatakan percepatan vaksinasi merupakan salah satu upaya menekan kematian di masa pandemi termasuk kematian ibu dan anak. Pihaknya pun meminta tokoh dan lintas sektoral terus bersinergi dalam menekan angka kematian ibu dan anak.
“Capaian vaksinasi kita sudah cukup bagus nomor dua setelah Solo. Sudah 38 persen. Kita juga harus gencar memberi pengetahuan agar kematian ibu dan anak dapat ditekan serendah-rendahnya,” jelasnya.