Teheran, Gatra.com - Iran telah memperoleh kemampuan untuk menghasilkan bahan bakar yang cukup guna menyiapkan satu hulu ledak nuklir dalam waktu sekitar satu bulan.
Analisis itu diungkapkan Institute for Science and International Security, dikutip Al-arabiya, Rabu (15/9).
Para ahli di lembaga tersebut mempelajari data terbaru yang diberikan oleh laporan Badan Energi Atom Internasional tentang Iran.
Menurut data, Iran sekarang memiliki cukup uranium yang diperkaya untuk menghasilkan “uranium tingkat senjata” untuk satu senjata nuklir, dalam jangka waktu sesingkat satu bulan. Bahan bakar ‘senilai’ senjata kedua dapat diproduksi dalam waktu kurang dari tiga bulan, dan sepertiga dalam waktu kurang dari lima bulan.
Iran telah menambahkan sentrifugal pengayaan ke fasilitas nuklirnya dan pengayaan uranium ke kemurnian yang lebih tinggi, yang lebih cocok untuk digunakan dalam senjata nuklir. Meski itu melanggar komitmen nuklirnya berdasarkan kesepakatan 2015 yang coba dihidupkan kembali oleh AS.
Awal tahun ini, Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei mengatakan Iran mungkin memperkaya uranium hingga kemurnian 60 persen jika diperlukan, sambil mengulangi penolakan atas niat Iran untuk mencari senjata nuklir, yang membutuhkan pengayaan 90 persen.
Laporan itu muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan Barat atas kegiatan nuklir Teheran dan kurangnya kerja sama dengan IAEA.
Pada hari Sabtu, Iran mengatakan menolak untuk memberikan IAEA akses ke kamera pengintai di fasilitas nuklir Iran.
Menurut pengawas nuklir PBB, Iran telah merusak kegiatan verifikasi dan pemantauan dengan menghentikan pelaksanaan komitmen nuklirnya.
Sementara itu, Presiden Iran Ebrahim Raisi menyebut bahwa negaranya "transparan".
Laporan itu juga bertepatan dengan pembicaraan nuklir yang terhenti antara Iran dan AS untuk menghidupkan kembali kesepakatan 2015 yang ditinggalkan. Raisi belum menetapkan tanggal untuk melanjutkan negosiasi.